Pemanfaatan semen Slurry Merah Putih juga cocok diterapkan untuk membantu meningkatkan produksi migas.
Seperti diketahui, banyak lapangan migas saat ini yang sudah mature dan produksinya cenderung depleted atau menurun.
BACA JUGA:Kolaborasi Elnusa dan PHR Sukses Rampungkan Proyek Survei Seismik 3D Balam South East
BACA JUGA:Elnusa Gandeng IBC Lakukan Kerjasama Pengembangan Ekosistem EV, Apa Tujuannya?
Sehingga perusahaan migas pun mulai mengebor sumur di zona dangkal yang sebelumnya jarang disentuh karena kondisi tanahnya terdapat batu bara, berpasir, serta ada potensi hazard-nya.
“Berkat inovasi Slurry Merah Putih ini pengeboran tetap aman dilakukan dengan spesifikasi teknis yang lebih tinggi, namun tetap ekonomis,” tutur Bachtiar.
Dengan terus berinovasi, unit bisnis cementing Elnusa kini berhasil mendapatkan pekerjaan di area kerja lainnya di lingkungan Pertamina.
Selain digunakan PHM di WK Mahakam, Slurry Merah Putih ini juga akan digunakan oleh Pertamina Hulu Sanga-Sanga (PHSS) di WK Sanga-Sanga.
BACA JUGA:Inilah Rig Andalan PT Elnusa Tbk Dalam Kegiatan Eksplorasi Hulu Migas di Kalimantan Timur
BACA JUGA:Hadapi Pengeboran di Sumur East Pondok Aren, PT Elnusa Tbk Gunakan Teknologi Terbaru
Kondisi shallow gas zone sebenarnya tidak hanya di wilayah Kalimantan sehingga teknologi Slurry Merah Putih ini bisa juga diaplikasikan di berbagai wilayah lain di Indonesia.
Elnusa yang saat ini memiliki sekitar 6-7 cementing unit juga tengah melakukan proses pembelian 2 cementing unit tambahan.
Selanjutnya, akan ada lagi sekitar 14 cementing unit lagi, sehingga pada tahun 2025 nanti unit bisnis cementing Elnusa bisa berkembang hingga 2-3 kali lipat dari sekarang.
“Lewat Slurry Merah Putih ini, Elnusa telah membuktikan bahwa karya anak bangsa tidak kalah serta mampu bersaing dengan produk dari perusahaan internasional.
Kami berharap inovasi ini dapat membantu meningkatkan produksi migas klien sekaligus memberikan sumbangsih terhadap pencapaian produksi migas nasional,” tutup Bachtiar.