TEL AVIV, PALPRES.COM – Israel Bergolak, Netanyahu dituduh biarkan sandera di Gaza tewas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyanyu dinilai sosok yang paling bertanggung jawab, atas tewasnya 6 warga Israel yang menjadi sandera Hamas di Gaza, Palestina.
Sebelumnya, 6 warga Israel yang menjadi sandera Hamas, ditemukan tewas dalam terowongan bawah tanah Rafah – Israel.
Para korban tewas tersebut bernama Gat, Hersh Goldberg-Polin, Eden Yerushalmi, Alexander Lobanov, Almog Sarusi dan Ori Danino.
BACA JUGA:PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Noodle Division Buka Lowongan Kerja Terbaru, Ini Persyaratannya!
BACA JUGA:Siang Tadi Gempa Guncang Sabang Aceh, Cek Episentrum, Kekuatan dan Kedalamannya
Satu korban tewas ternyata warga negara Amerika Serikat.
Korban tersebut yakni Hersh Goldberg-Polin.
Para korban tewas ini, termasuk dalam 250 warga Israel yang dijadikan Hamas sandera saat melakukan serangan “Operasi Banjir Al Aqsa” di perbatasan Israel, 7 Oktober 2023 lalu.
Keluarga sandera yang tewas dalam terowongan bawah tanah di Rafah, Gaza, diwakili kelompok aktivis terkemuka menyerukan protes besar-besaran terhadap pemerintah Netanyahu.
BACA JUGA:Gaji Perbulan Hingga Rp6 Juta, Inilah Formasi CPNS 2024 Bagi Lulusan SMK di Kemenhub
BACA JUGA:Kabar Terbaru! Pemerintah Umumkan 6 Bansos Segera Cair Awal September 2024
Kelompok ini menduga, akan banyak lagi sandera di Gaza yang kembali ke Israel dalam kantung jenazah.
Apalagi saat menemukan para sandera yang tewas, pihak militer hanya menemukan sisa-sisa sandera.
Hal ini semakin memicu tuduhan, bahwa pemerintah telah membiarkan para sandera mati di penyanderannya.