Masyarakat yang telah disahkan menjadi penerima bantuan RST, kemudian akan diberikan lagi bantuan usaha yang disebut bantuan Pahlawan Ekonomi Nasional (PENA) senilai Rp 6.000.000 per KK.
Ini dilakukan untuk mepercepat proses mereka keluae dari kemiskinan. Dengan cara memperbaiki rumah dan juga memberikan modal usaha, serta pemberdayaa sosial nantinya.
Agar bisa mengelola rintisan usaha yang mereka jalanani.
Total bantuan sosila yang didapat Rp. 26.000.000 per penerima.
Bagaimana cara mendapatkan bantuan ini? Tentunya kamu harus terdaftar didalam DTKS terlebih dahulu. Selanjutnya kamu merupakan penerima bantuan regular PKH ataupun BPNT yang berusia dibawah 40 tahun.
Kemudian jika namamu masuk kedalam data yang ada, nantinya kamu akan divalidasi lagi apakah rumah yang ditempati rumah sendiri, benar-benar miskin dan layak dibantu, dan memiliki rintisan usaha kecil yang akan berkmbang jika diberikan modal.
BACA JUGA:SEDIH BANGET! 4 Makanan Unik Asli Palembang Ini Terancam Punah, Nomer 2 Favorit Dikala Ramadhan
Dikabarkan pada tahun 2025 nanti, bantuan ini akan dilanjutkan sebagai bagian dari program yang dijalanan oleh Direktorat Jamin Sosial Keluarga (Linjamsos) yang memegang kendali atas Program Keluarga Harapan (PKH) dan Rumah Sosial Terpadu (RST).
Seperti dikutip dari akun tiktok resmi Kemensos, terdapat sepasang suami istri yang berbahagi mendapatkan bantuan ini, dan mereka memutuskan untuk keluar dari kepesertaan bansos regular seperti PKH dan BPNT setelah mendapat bantuan ini.
Video yang berdurasi kurang dari 1 menit itupun dibanjiri banyak komentar dari warga net. “Dibangun rumahnya, Dibangun pula ekonominya. Terimakasih Kemensos”. Dalam video itu juga sepasang suami istri yang diketahui bernama Rohima dan Samsul tersebut merasakan syukur yang teramat dalam atas bantuan yang didapat dan siap digraduasi secara mandiri dari kepesertaan PKH saat ini.
BACA JUGA:WOW KEREN BANGET! Daftar 5 Buku Terlaris Sepanjang Masa, Kamu Sudah Baca Nomer Berapa?
BACA JUGA:Tayang September Ini, Simak 4 Fakta Unik Film Sumala yang Diangkat dari Kisah Nyata di Semarang!
Sungguh merupakan hal yang sangat baik, untuk mengurangi jumlah penerima PKH yang ada saat ini