TEL AVIV, PALPRES.COM – Israel akui bunuh 3 sandera Hamas yang ditemukan di dalam terowongan pada November tahun lalu.
Ketiga sandera itu, kemungkinan tewas dalam serangan udara yang dilakukan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Serangan tersebut juga menewaskan komandan tertinggi Hamas di wilayah Palestina, Ahmed Ghandour
Ketiga sandera yang ditemukan tewas akibat serangan Israel tersebut, teridentifikasi sebagai Kopral Nik Beizer, Sersan Ron Sherman dan Elia Toledano, warga Perancis-Israel.
BACA JUGA:Kalimantan Tak Bebas dari Bencana Gempa, Miliki Kawasan Sesar Aktif, Ini Lokasinya
BACA JUGA:Gempa 4.3 Magnitudo Pagi Ini Terjadi di Melonguane Sulut, Tak Berpotensi Tsunami
Pihak militer Israel menolak untuk menjelaskan secara rinci penyebab kematian para korban.
Namun para nggota keluarga mereka yakin, bahwa para sandera yang ditemukan tewas tersebut kemungkinan besar mati lemas di dalam terowongan yang runtuh setelah serangan udara Israel.
Jasad ketiganya dibawa kembali ke Israel pada Desember, setelah mereka diculik oleh militan Hamas dalam “Operasi Banjir Al Aqsa”, 7 Oktober 2023.
Katy, Ibu dari Kopral Nik Beizer mengatakan tidak dapat diterima jika Tentara IDF melancarkan serangan terhadap komandan berpangkat tinggi Hamas.
Tanpa berpikir bahwa dia mungkin menggunakan sandera seperti putranya sebagai tameng manusia.
“Sungguh menakjubkan mereka tidak memiliki informasi intelijen, sehingga mereka tidak mengira ada sandera di samping Gandour,” katanya
Sementara juru bicara Forum Keluarga Penyanderaan mengatakan, bahwa kondisi para sandera Hamas saat ini dalam bahaya, karena suatu waktu bisa menjadi korban.