“Mereka akan menculik warga Israel dan membawanya sebagai sandera ke Lebanon, seperti yang dilakukan Hamas lalu,” ujar pernyataan juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
BACA JUGA:Yamaha Perbarui Superbike Andalannya, Ini Spesifikasi Yamaha YZF R1 2025
BACA JUGA:Megawati Tetap Pakai Nomor 8, Vanja Bukilic Nomor 33
Dalam serangan yang dilakukan Israel ke Beirut pada Jumat kemarin, dilaporkan oleh pejabat kesehatan Lebanon, sedikitnya 12 orang tewas dalam serangan itu.
Sementara 66 lainnya luka-luka, sembilan di antaranya berada dalam kondisi serius.
Sementara itu, Jumat kemarin bertepatan peringatan 40 tahun serangan Ibrahim Aqil Cs yang lain.
Dalam serangan bom mobil ke Kedubes AS di Beirut Timur saat itu, setidaknya 23 orang tewas, termasuk 2 warga Amerika Serikat.
BACA JUGA:DIPENJARA! Pelaku Penganiayaan Ini Serahkan Diri Ke Polsek Mesuji OKI
BACA JUGA:Peroleh 51 Mendali Dalam PON XXI Aceh-Sumut, Pemprov Sumsel Apresiasi Perjuangan Atlet Sumsel
Sejak saat itu, Ibrahim Aqil menjadi buronan nomor satu yang diburu AS.
Bahkan AS telah mengumumkan hadiah $7 juta pada April 2023, untuk setiap informasi yang mengarah pada keberadaan Ibrahim Aqil.
Sedanhkan Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby, mengaku tak mengetahui perihal serangan yang dilakukan IDF hingga menewaskan Ibrahim Aqil.
Menurut John Kirby, tidak ada pemberitahuan dari pihak Israel terkait serangan ke Beirut tersebut.
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Percepat Pembangunan Pelabuhan New Port Tanjung Carat, Demi Meningkatkan Laju Ekonomi
Namun John Kirby mengatakan, bukan menjadi hal yang aneh bagi militer Israel untuk menyerang tanpa memberikan informasi kepada Amerika Serikat sebagai sekutunya.