PALPRES.COM- Di tengah hamparan ladang jagung yang menghijau di Plunturan, Pulung, Ponorogo, sosok Sumarno (62) berdiri tegak dengan senyum mengembang.
Pria yang dipercaya sebagai ketua Kelompok Tani Mulyo ini telah membawa perubahan besar bagi komunitasnya.
Membuktikan bahwa dengan tekad dan dukungan yang tepat, seorang petani bisa menjadi agen pemberdayaan masyarakat.
Perjalanan Sumarno dan 27 anggota Kelompok Tani Mulyo lainnya dimulai dengan menanam jagung biasa untuk pakan ternak.
BACA JUGA:Buruan Daftar BSI Scholarship Prestasi dan Inspirasi 2024 Resmi Dibuka hingga 13 Oktober 2024
BACA JUGA:CATAT! 7 Bansos Kembali Disalurkan Via Bank BRI, BNI, Mandiri, dan BSI Di Tahun 2025 Mendatang
Namun, nasib mereka berubah sejak Februari 2022 ketika BSI Maslahat hadir, memberikan bantuan modal usaha sebesar Rp200 juta yang berasal dari dana infaq.
"Dulu kami hanya menanam jagung biasa. Harganya tidak menentu, sering anjlok saat panen raya," ungkap Sumarno.
Dengan bimbingan dari BSI Maslahat dan kerjasama dengan PT. CorresCo Seeds Indonesia, kelompok tani ini beralih memproduksi jagung benih.
Husin Al Maliki, Pendamping Program UMKM Ponorogo, menjelaskan transisi dari jagung untuk pakan ternak ke jagung benih membuka peluang baru.
BACA JUGA:BSI Edukasi Cara Menghitung Zakat Emas dan Mengenal Nisab
BACA JUGA:BSI Hadirkan Layanan Weekend Banking di 504 Kantor Cabang, Terhitung September 2024
“Petani tidak hanya mendapat hasil panen, tapi juga keuntungan dari pengolahan benih dengan harga yang lebih stabil,” jelasnya.
Hasilnya sungguh menakjubkan. Dengan luas lahan yang sama, pendapatan petani melonjak hingga dua kali lipat.
“Kami sangat bersyukur. Penghasilan naik 50% dari sebelumnya,” ungkap Sumarno sumringah.