MUARA ENIM,PALPRES.COM- Tahukah kamu Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Muara Enim memiliki cara yang beda sendiri dengan Paslon lainnya saat melakukan silaturahmi sekaligus kampanye.
Dimana pada kampanye perdananya Paslon nomor urut 2 Edison dan Sumarni lebih mengutamakan silaturahmi atau sowan kepada para kiyai dan santri.
Seperti yang kita ketahui Pilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2025-2030 akan dilaksanakan pada bulan November mendatang.
Karena itu, setiap Paslon diberikan waktu untuk melakukan kampanye atau memperkenalkan diri kepada masyarakat agar mereka tahu mana pilihan terbaik.
BACA JUGA:TEGAS! Dalam Debat Umum PBB, Menlu Retno Desak ‘Lucuti’ Kekebalan Israel dari Hukum
Dalam kesempatan ini pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Muara Enim Edison dan Sumarni mulai menjadualkan kampanye ke setiap daerah yang ada di Kabupaten Muara Enim.
Dalam daftar kampanyenya Edison dan Sumarni bersama timnya lebih mengutamakan untuk bersilaturahmi atau sowan terlebih dahulu pada kiyai dan santri yang ada di Kabupaten Muara Enim.
Salah satunya calon Bupati nomor urut 2 ini telah bersilaturahmi dengan kiyai dan santri yang ada di Kecamatan Lubai dan Lubai Ulu.
Tepatnya di Mulai darinPondok Pesantren Mansyaul Huda yang di pimpin oleh Ustadz Rian Fidaus di Dusun II Desa Lecah Lubai Ulu, kemudian dilanjutkan kePondok Pesantren Hidayatul Ulum yg diasuh oleh Gus Afif.
BACA JUGA:Inspektorat Sumsel Minta Pj Bupati Periksa Sekda OKU yang Hadir di Acara Salah Satu Calon Bupati
BACA JUGA:Kinerja Keuangan Positif, dalam 5 Tahun Aset Hutama Karya Naik 81,51 persen
Dalam acara ini Edison di dampingi langsung oleh ketua tim pemenang bidang relawan Ahmad Nizom, S.Ag, bidang Kampanye KH. Kumyadi dan anggota DPRD Yusuf Efendi.
Selain itu, turut hadir juga Pimpinan Pondok Pesantren Al Ittifaqiyah Ustad Tanto, Ustadz Firdaus Pimpinan Ponpes Kanzul ilmi, Kyai Burhanudin Pimpinan Ponpes Nurul Qodiri V, Kyai Hasan Sazily Pimpinan Ponpes Bumi alfalah, Kyai Ma'shum Pimpinan Ponpes Fathul Ulum.
pengurus MWC NU Lubai Ulu, Banom NU, Muslimat, hingga para ustad yang mengajar di pondok pesantren tersebut.