Keduanya mengerahkan koalisi angkatan laut ke wilayah tersebut, dan mengebom sasaran-sasaran Houthi di Yaman.
BACA JUGA:Houthi Tembakkan Rudal Hipersonik ke Israel Tengah, Ini Komentar Pedas Netanyahu
BACA JUGA:Tempuh 2.040 Km, Rudal Hipersonik Houthi Sukses Hantam Israel Tengah
Tebar teror di Laut Merah
Dalam teror di Laut Merah yang dilakukan hampir setahun terakhir, sudah lebih dari 100 kali Houthi melakukan serangan ke kapal-kapal “musuh”.
Akibatnya, tercatar empat pelaut tewas dan dua kapal tenggelam.
Sementara satu kapal dan awaknya masih ditahan Houthi sejak dibajak November lalu.
BACA JUGA:Houthi Berhasil Tembak Pesawat Militer Amerika Serikat di Yaman? Cek Faktanya
BACA JUGA:Tertangkap Radar Canggih Rusia, 70 Tentara Israel-AS ‘Diselesaikan’ Houthi
Belakangan, banyak kapal yang diserang oleh Houthi seringkali tidak memiliki hubungan yang jelas dengan Israel.
Ketika Laut Merah semakin berisiko untuk dilayari, kapal-kapal mulai beralih ke rute lain yang lebih jauh.
Akibatnya, tarif angkutan dunia meningkat dua kali lipat menjadi hampir $4.000 per kontainer pada bulan Januari.
Kemudian melonjak menjadi lebih dari $5.900 pada bulan Juli.
BACA JUGA:Houthi Tingkatkan Ketegangan dengan AS dan Israel, Rudal Houthi Hantam Kapal Militer AS!
BACA JUGA:MAKIN PANAS! Setelah Iran dan Hizbullah, Giliran Houthi Bersiap Serang Israel
Putin lawan isolasi Barat
Menurut sumber media massa berbasis di Washington tersebut, “bantuan” Rusia terhadap Houthi tersebut sebagai bentuk upaya Presiden Rusia Valdimir Putin melawan isolasi politik dan ekonomi yang diberlakukan Barat sejak negaranya melakukan invasinya ke Ukraina pada tahun 2022.
Laporan di jurnal media massa ini muncul setelah pertemuan puncak negara-negara BRICS, kelompok diplomatik yang mempertemukan sembilan negara yang mencakup hampir setengah populasi dunia, termasuk Tiongkok, India, dan Iran.