Namun menakjubkannya, sebagian penderita berkategori menengah hingga ringan lainnya terlihat rajin berjalan kaki menuju sebuah rumah Balai Latihan Kerja yang berpusat di Dusun Tanggungrejp sejak sekitar pukul 07.00 WIB.
BACA JUGA:PT Bukit Asam Sukses Raih 2 Penghargaan di Ajang TOP Human Capital Awards 2024
BACA JUGA:Harga Sejutaan, Intip Spesifikasi Dari Infinix Note 12 VIP yang punya Kamera 108MP, Tertarik Beli?
Alasan para penderita terardasi mental secara mandiri bersemangat menuju ke rumah BLK tak lain dan tak bukan lantaran ada kegiatan yang sangat penting bagi mereka.
Tak disangka, penderita tuna grahita di Kampung Idiot di pelosok Ponorogo ini mampu bekerja dan menghasilkan uang dengan menekuni kerajinan keset.
Berpapasan dengan para penderita tuna grahita yang ramah senyum pada penduduk sekitarnya menjadi pemandangan yang biasa jika andai berada di kampung tersebut.
Salah satu penyebab kejadian luar biasa di desa ini diketahu karena adanya fenomena kurang gizi sejak usia anak.
BACA JUGA:Alasan Netralitas dan Keamanan, KPU OKI Gelar Debat Publik di Palembang, Cek Jadwalnya
BACA JUGA:Pencairan Bansos BPNT dipercepat, KPM Terima Rp 600rb Ke ATM BRI BNI BSI Serta Mandiri November Ini
Diungkap juga dalam tugas akhir Fitri dari Unair, menurut pengakuan Mbah Paimin (90 tahun), tetua Desa Karangpatihan pada zaman dahulu masyyarakat hanya mengkonsumsi katul (kulit padi) serta nasi aking dengan lauk urap dan dedaunan.
Menariknya, citra kampung idiot akhirnya semakin bergeser seiring berkurangnya jumlah penderita tuna grahita di desa tersebut.
Berkat kepemimpinan sosok Eko Mulyadi, program pemberdayaan para warga spesial ini berhasil merubah sematan idiot menjadi kata mandiri.
Kini, kampung idiot telah bertransformasi penuh menjadi sebuah desa wisata yang menyimpan segala keindahan surga tersembunyinya.
BACA JUGA:Lagi Asik BAB Pria OKI Ini Kena Sambar Buaya di Sungai Jenawi, Begini Kronologinya
BACA JUGA:Miris! Paman Rudapaksa Keponakan Kandung di Muba Selama 1 Tahun