BACA JUGA:200 Roket Ditembakkan Hizbullah, Sasar Belasan Target di Israel
BACA JUGA:Setelah Drone Hantam Kamp Pelatihan, Rudal Hizbullah Targetkan Pangkalan AL Israel
Pembalasan pembantaian yang dilakukan Israel
Hizbullah menegaskan, rangkaian serangan akhir pekan yang ditujukan ke Glilot yang berjarak 20 Km dari Tira, adalah pembalasan atas pembantaian yang dilakukan Israel.
Kepulan asap tebal tampak dari salah satu bangunan di Tira, yang baru saja dihantam roket Hizbullah.-Tangkapan Layar X @TopGResistance-
Hingga kini, belum ada respon dari pihak Militer Israel terkait rangkaian serangan Hizbullah pada akhir pekan tersebut.
Sementara itu, serangan Israel menghancurkan sebuah jembatan di hulu Lebanon utara, Minggu kemarin.
BACA JUGA:Drone Hizbullah Hantam Ruang Makan Penuh Tentara Israel, 4 Orang Dilaporkan Tewas
BACA JUGA:Saat Hari Suci Yom Kippur, Hizbullah Luncurkan Rudal ke Gaza dan Lebanon
Serangan itu merupakan perluasan kampanye udara terhadap jalur pasokan Hizbullah dari Suriah.
Menurut Kantor Berita Nasional Lebanon. seorang anak tewas dalam serangan di Akroum, di Provinsi Akkar, di perbatasan dengan Suriah.
Serangan itu menghancurkan sebuah jembatan yang menghubungkan daerah terjal dengan pedalaman Lebanon.
Ketegangan sektarian di Lebanon
BACA JUGA:Jadi Sasaran Pemboman Israel, Pejabat Senior Terakhir Hizbullah Ini Lolos dari Maut
BACA JUGA:Hizbullah Tembakkan 150 Roket ke Israel Utara, Targetkan Tentara IDF di Perbatasan
Mohammad Yehia, nggota parlemen yang mewakili wilayah yang mayoritas penduduknya Sunni, mengatakan serangan pada Sabtu malam adalah bagian dari tujuan Israel untuk memotong wilayah Lebanon satu sama lain, dan dari dunia luar.
Oleh karenanya, Yehia menyerukan mempertahankan persatuan nasional.
Ketegangan sektarian di Lebanon meningkat sejak Hizbullah, kelompok bersenjata Syiah yang didukung Iran dan memiliki anggota di parlemen namun beroperasi di luar kendali otoritas negara, memulai serangan terhadap Israel utara pada Oktober tahun lalu.
Perang Hizbullah-Israel yang kedua sejak 2006, dimulai sehari setelah Hamas, kelompok militan lain yang didukung oleh Iran, menewaskan 1.200 orang dalam serangan ke Israel selatan dari Gaza pada tanggal 7 Oktober.