KARAWANG, PALPRES. COM- Desa Sukajaya, Karawang dikenal sebagai kampung rajungan.
Di desa pesisir ini, setiap hari, berton-ton rajungan segar dibawa nelayan dari laut ke darat.
Begitu mendarat, rajungan-rajungan ini langsung dibawa ke sentra-sentra pengupas rajungan.
Dagingnya dikeluarkan dan diproses. Cangkangnya dibuang menggunung.
BACA JUGA:PHE ONWJ Ciptakan Istri Nelayan Jadi Pengusaha UMKM Melalui Program Jam Pasir
BACA JUGA:Kapal Nelayan Mati Mesin di Tengah Laut, Pekerja PHE ONWJ Lakukan Ini
Sejumlah masyarakat memanfaatkan sebagian limbah ini untuk mendatangkan larva maggot.
Caranya, cangkang rajungan disimpan di wadah yang membentang di atas empang.
Seiring waktu, cangkang membusuk dan menarik lalat jenis black soldier fly (BSF) untuk bertelur.
Larva yang dihasilkan dari lalat ini berjatuhan ke dalam empang, menjadi sumber makanan bagi lele budidaya.
BACA JUGA:Tingkatkan Produksi Migas, PHE ONWJ Lakukan Ground Breaking Proyek Pengembangan Lapangan OO-OX
BACA JUGA:Dukung Emisi Nol Bersih, PHE ONWJ Tanda Tangani Perjanjian Studi Bersama Carbon Capture
Namun, pembusukan cangkang rajungan ini mendatangkan masalah.
Bau amis busuk menyebar dan tercium sampai ke kampung.
Aroma tak sedap ini tidak kunjung hilang, lantaran setiap hari datang ratusan kilogram limbah baru.