PALEMBANG, PALPRES.COM - Pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Herman Deru-Cik Ujang (HDCU) berpotensi besar menang pada pilkada provinsi Sumatera Selatan.
Dukungan (elektabilitas) HDCU tetap perkasa unggul dari Eddy Santana Putra-Riezky Aprilia (E-RA BARU) dan Mawardi Yahya-Anita Noeringhati (MATAHATI).
Keunggulan HDCU secara statistik signifikan karena jarak (gap) elektabilitas HDCU dengan E-RA BARU dan MATAHATI cukup jauh.
Dengan menyisakan waktu pilkada satu minggu lagi, peluang HDCU untuk menjabat Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan periode 2025-2030 sangat terbuka lebar.
BACA JUGA:Menuju 5 Minggu Pilkada, Elektabilitas HDCU Makin Sulit Dikejar
BACA JUGA:HDCU - MURI Banjir Dukungan! Puluhan Ribu Warga OKI Ramaikan Senam Sehat HUT Demokrat
Demikian diungkapkan Direktur eksekutif lembaga survei Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI), Arianto, M.IKOM,POL dalam release surveinya bertajuk “Peluang Menang Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan Pada Pilkada Serentak 27 November 2024, Kamis, 21 November 2024 di Hotel Santika.
“Bicara potret gelombang (trend) dukungan (elektabilitas) calon gubernur dan pasangan calon gubernur dan wakil gubenur sampai akhir survei.
Dari sejak awal survei bulan Januari 2024, bulan Maret 2024, bulan Juni 2024, elektabilitas Herman Deru secara perseorangan (independen) berada di kisaran angka 65 % - 72 %.
Sementara elektabilitas Mawardi Yahya berada di kisaran 6 % -9 %.
BACA JUGA:PANAS! Persaingan Suara Matahati dan HDCU Semakin Ketat
BACA JUGA:DPP Demokrat Rekomendasikan HDCU, Holda Tegak Lurus Keputusan Partai
Demikian juga dengan Eddy Santana Putra, elektabilitasnya di kisaran 5 % - 8 %.
Terakhir survei 4-10 November 2024, elektabilitas HDCU (65,4 %), MATAHATI (18,1 %), E-RA BARU (13,2 %) serta massa yang belum menentukan pilihan (3,3 %).
“Terpotret jelas, elektabilitas Herman Deru baik secara perseorangan maupun setelah berpasangan konsiten berada di urutan teratas dan tidak pernah sama sekali berada di bawah nama Mawardi Yahya dan Eddy Santana Putra,” ungkap mantan peneliti LSI yang sudah dua puluh tujuh tahun menekuni bidang survei perilaku pemilih ini.