Terapkan Sistem Zonasi Saat PPDB Prestasi SMAN 17 Palembang Turun

Sabtu 07-12-2024,15:46 WIB
Reporter : Rossa
Editor : Sulis Utomo

PROSES penerimaan peserta didik baru (PPDB) saat ini mulai dikeluhkan pihak sekolah. 

Salah satunya SMAN 17 Palembang yang merasa prestasinya menurun setelah sekolah unggulan tersebut wajib menerapkan sistem zonasi.

Hal ini diungkapkan Kepala SMAN 17  Palembang Dra Hj Purwiastuti Kusumastiwi, MM saat menerima rombongan anggota DPRD Sumsel asal Dapil II, Senin 2 Desember 2023, yang datang berkunjung dalam rangka reses tahap I tahun 2024.


Koordinator dapil II, Hj Zaitun saat memperkenalkan anggota dapil II di reses-Rossa-

Anggota Dapil II yang mengikuti reses adalah Ir. H. Zulfikri Kadir;  Muhammad Yansuri, S.Ip; H. Nopianto, S.Sos., MM; HM Anwar Al Syadat, S.Si., MSi; Fajar Febriansyah., ST., M.I.Kom, dan Tamtama  Tanjung,SH dengan koordinator Hj. Zaitun SH., MKn.

Kepada para wakil rakyat tersebut, Purwiastuti memaparkan,  selama ini sangat banyak lulusan SMAN 17 yang berhasil menjadi dokter, polisi, ASN, pegawai BUMN, dan sebagainya.  

Selain itu, lulusan SMAN 17 juga banyak yang diterima di PTN terbaik di Indonesia seperti ITB, UI, UGM  dan juga Unsri. 

“Namun, sejak SMA 17  kembali menjadi sekolah regular yang mewajibkan PPDB melalui empat jalur, diantaranya sistem zonasi yang prosesnya luar biasa panjang, sehingga kualitas sekolah menurun,” kata Purwiastuti.

Melihat kenyataan ini, Purwiastuti minta Dapil II memberi dukungan agar proses PPDB di SMAN 17 bisa dikembalikan seperti dulu yakni hanya lewar jalur prestasi/undangan dan jalur tes.


Anggota DPRD Sumsel asal Dapil II--

Selain soal PPDB, Purwiastuti menyampaikan aspirasi lain berupa perbaikan kubah masjid sekolah yang rusak akibat puting beliung dan perbaikan jalan menuju sekolah. 

Dia juga minta adanya payung hukum bagi komite sekolah untuk pungutan kepada murid untuk operasional sekolah. 

“Agar sekolah tidak sampai terjerat jika ada pemeriksaan,” kata Purwiastuti.

Senada dengan kepala sekolah, Alfian, guru PKN di SMAN 17 menambahkan, sejak menerapkan sistem zonasi, asrama sekolah jadi terbengkalai karena hanya sedikit siswa yang mondok. 

“Untuk itu kami minta sistem zonasi ini dikurangi, ujarnya.

Kategori :