BACA JUGA:Hamas Terancam Hengkang dari ‘Rumah Keduanya’ di Qatar, Ternyata Ini Penyebabnya
Sementara serangan Israel di Gaza, Kamis lalu dikabarkan menewaskan sedikitnya 45 orang.
Termasuk pekerja rumah sakit dan jurnalis untuk lembaga penyiaran yang terkait dengan militan.
Lima staf di salah satu rumah sakit terakhir yang berfungsi di Gaza utara, termasuk di antara mereka yang tewas.
Menurut Kepala Rumah Sakit Kamal Adwan, di Beit Lahia, Hossam Abu Safiya, mengatakan bahwa serangan Israel mengakibatkan lima orang tewas, di antara staf rumah sakit.
BACA JUGA:Trump Menangi Pilpres AS, Ini Sikap Hamas dan Hizbullah
BACA JUGA:Israel Klaim Tewaskan Pejabat Hamas Terakhir di Gaza, Ini Profilnya
Selain itu, juga tewas dalam serangan Israel tersbut yakni seorang dokter anak, seorang teknisi laboratorium, dua pekerja ambulans dan seorang anggota staf pemeliharaan.
Sementara di kepala dokter anak di Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis mengatakan, tiga bayi meninggal karena penurunan suhu yang parah minggu ini saat musim dingin mulai tiba.
Dijelaskan Dokter Ahmed al-Farra, kasus terbaru adalah seorang gadis berusia tiga minggu yang dibawa ke ruang gawat darurat karena suhu tubuhnya turun drastis.
Kampanye militer di Gaza
BACA JUGA:Berduka atas Kematian Yahya Sinwar, Ini Sumpah Para Militan Hamas
BACA JUGA:Israel Pastikan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas, Biden-Harris Harap Kekerasan Berakhir
Diketahui, Israel telah melancarkan kampanye militer di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.
Sejumlah tentara wanita Pasukan IDF Israel dari Korps Logistik -Tangkapan Layar X @IDFBabes-
Kampanye ini dilakukan sebagai respons terhadap serangan Hamas yang dikenal dengan nama Operasi "Banjir Al Aqsa" pada 7 Oktober 2023.
Dalam serangan mendadak tersebut, lebih dari 44.400 orang tewas, mayoritas di antaranya adalah warga sipil, meskipun terdapat juga korban dari pihak militer.