BACA JUGA:Tak Hanya Mengawal, Ketua Dewan Pers Minta SMSI Juga Awasi Pemerintahan
Diskusi mengungkapkan bahwa kontribusi Margono dalam memperbaiki kondisi ekonomi pasca-kemerdekaan sangat penting, dalam mendukung kehidupan ekonomi bangsa.
RM Margono saat itu sebagai pendiri dan Direktur Utama BNI.
Para penerima penghargaan dari Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). -SMSI-
Margono turut merancang bank sentral yang menjadi fondasi ekonomi nasional, setelah pelantikan Soekarno dan Hatta menjadi Presiden dan Wapres.
Setelah dibentuk Kabinet Presidentil dan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS), Margono mengusulkan supaya dibentuk sebuah Bank Sentral atau Bank Sirkulasi seperti yang dimaksud dalam UUD '45.
BACA JUGA:Pengurus SMSI Pagar Alam Resmi Dilantik, Wujudkan Sinergi Media dan Pemerintah Daerah
BACA JUGA:Pengurus SMSI Banyuasin Masa Bakti 2024-2027 Resmi Dilantik, Ini Harapan Pj Bupati Hani Sopyar
Soekarno-Mohammad Hatta kemudian memberikan mandat kepada Margono, untuk membuat dan mengerjakan persiapan pembentukan Bank Sentral (Bank Sirkulasi) Negara Indonesia pada 16 September 1945.
Kemudian pada 19 September 1945, sidang Dewan Menteri Republik Indonesia memutuskan untuk membentuk sebuah Bank milik negara yang berfungsi sebagai "Bank Sirkulasi".
Seiring usulan gelar kepahlawanan tersebut, Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, Minggu 10 November 2024, di Jakarta, menilai pemberian gelar Pahlawan Nasional pada Raden Mas (RM) Margono Djojohadikusumo, kakek Prabowo Subianto Presiden sangat layak.
Pendapat Gus Ipul sejalan dengan penilaian Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang mengusulkan RM Margono diberi penghargaan sebagai pahlawan bangsa, terutama kiprahnya di bidang ekonomi.
BACA JUGA:Kepengurusan SMSI Pagaralam Akhirnya Terbentuk, Sosok Ini Ketua Pertamanya
BACA JUGA:Pengurus SMSI Kota Lubuklinggau Resmi Dilantik, Ini Pesan Pj Walikota
Herman Yosep Fernandez
Grace Siahaan Njo dalam memperjuangkan gelar Pahlawan Nasional bagi Herman Yosep Fernandez, juga diawali dengan menggelar Focus Grup Discusion (FGD).
FGD tersebut saat itu mengusung tema Herman Fenandes dari perlawanan bawah tanah di Bayah hingga gugur di Yogyakarta.