Perkembangan dakwah Islam yang sangat pesat di Palembang sayang untuk dilewatkan bagi anak-anak sekolah yang sedang belajar sejarah Islam.
Apabila bertandang ke kota terbesar di Pulau Sumatera ini jangan lupa lihat Al-quran terbesar di dunia.
Al-quran terbesar di dunia dada di Soak Bujang Gandus, kamu akan diperlihatkan sebuah mushaf raksasa berukuran 1,77 x 1,4 meter.
BACA JUGA:Peringati HAB ke-79, Kemenag Sumsel Gelar Aksi Sosial Donor Darah, Sumbang 44 Kantong Darah
BACA JUGA:Inilah 10 Fakta Menarik Tentang Bunga Tabebuya yang Memikat Perhatian
Tebal mushafnya saja mencapai 2,5 meter dan proses pembuatannya juga memakan waktu sekitar 7 tahun sejak 2002 hingga 2009.
Melansir dari Jazirah Jurnal Peradaban dan Kebudayaan, disebutkan bahwa budaya Arab dan Islam terdiri mulai mengakar kuat di Palembang pada tahun 1659 - 1708.
Sedangkan masuknya orang Tionghoa ke kota terbesar di Sumatera Selatan ini diungkapkan dalam artikel ilmiah Unsri, bahwa etnis ini mulai masuk sejak abad ke-7.
Jangan heran jika kamu melihat berbagai rupa wajah cantik dan ganteng warga lokal disana.
BACA JUGA:Jadi Korban Kebangkrutan Barcelona! Dani Olmo Beri Komentar Soal Pendaftaran di La Liga yang Gagal
BACA JUGA:Hadir Diharga Rp 100 Jutaan, Kini WULING Resmi Rilis Mobil Listrik Berpintu Geser, Tertarik?
Sebab, gen warga Sumatera Selatan sendiri telah bercampur dengan garis keturunan Tionghoa dan Arab.
Apabila berkunjung ke kota ini jangan sampai melewatkan kuliner Pempek yang ternyata juga menyimpan sejarah erat dengan orang-orang keturunan Tionghoa disana.
Anak sekolah kebanyakan belum tahu tentang ini, bahwa sebutan kuliner asam gurih Pempek berasal dari kata 'Apek' atau Pek-Pek.
Sebutan Pek-pek biasa diucapkan bagi para pembeli kepada para penjual beretnis Tionghoa.