
Pabrik Pusri III-B didesain lebih ramah lingkungan karena menerapkan teknologi teranyar seperti KBR purifier untuk memproduksi amonia.
BACA JUGA:RESMI! Ratu Voli Korea Umumkan Pensiun, Megawati Kehilangan Idola
BACA JUGA:Suzuki eWX Tampil Perdana di Indonesia, Siap Menjadi Ikon Mobilitas Masa Depan
Sementara dalam proses produksi urea, pabrik Pusri III-B akan menggunakan sistem Advance Cost Energy Saving (ACES 21) yang lebih hemat energi.
Pada saat sudah beroperasi, pabrik Pusri III-B diperkirakan dapat menghemat konsumsi gas bumi sebesar 10 MMBTU per ton urea sehingga diharapkan dapat menghemat biaya gas hingga Rp 1,5 triliun per tahun.
“Revitalisasi pabrik Pusri III-B bertujuan untuk menggantikan pabrik Pusri III dan IV. Dibandingkan dengan kedua pabrik tersebut, teknologi yang digunakan pada pabrik Pusri III-B ini merupakan teknologi yang lebih ramah lingkungan,” kata dia.
Rahmad mengatakan revitalisasi ditargetkan akan rampung pada tahun 2027 dan pabrik akan memiliki kapasitas produksi sebesar 445.500 ton amonia per tahun, serta 907.000 ton urea per tahun.
BACA JUGA:Pupuk Indonesia Gelar Jambore MAKMUR untuk Pertanian Berkelanjutan
BACA JUGA:Pupuk Indonesia Siapkan 355.313 Ton Pupuk Subsidi Untuk Aceh Hingga Jawa Tengah
Dia berharap penyelesaian revitalisasi pabrik ini akan mampu mendukung program pemerintah dalam mempercepat pencapaian swasembada pangan.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Pusri Daconi Khotob mengatakan perusahaan berkomitmen menyelesaikan proyek revitalisasi ini secara tepat waktu dan tepat anggaran.
Menurut dia, revitalisasi ini merupakan wujud nyata dukungan Pusri sebagai anak usaha Pupuk Indonesia dalam mendukung program swasembada pangan pemerintah dan meningkatkan produktivitas petani.
“Program revitalisasi Pusri III-B merupakan komitmen dari perusahaan dalam hal efisiensi produksi sehingga menghasilkan harga jual pupuk yang lebih terjangkau bagi petani,” kata dia.