BACA JUGA:Banyak Generasi Muda Jarang Menabung, Bank Digital Bisa Jadi Solusi
BACA JUGA:Industri Bank Digital Terus Bersaing, Intip Strategi dan Penawaran Menarik Krom Bank untuk Nasabah
Rasio kredit bermasalah (NPL) gross Krom tercatat sebesar 3,12%, menandakan manajemen risiko yang solid dalam ekspansi kredit.
Cadangan kerugian untuk mengantisipasi potensi risiko juga diperkuat dengan peningkatan rasio pencadangan menjadi 6,46% Y-o-Y dari 4,67% di periode sebelumnya.
Rasio kecukupan modal (KPMM) sebesar 82,63 persen- jauh di atas ketentuan minimum regulator-yang memposisikan Krom pada posisi yang sangat sehat.
Dan memiliki permodalan kuat untuk terus bertumbuh secara berkelanjutan.
BACA JUGA:Buka Rekening di Bank Digital Ini Ketat Abis! Pakai Verifikasi Wajah dan Sidik Jari
BACA JUGA:5 Rekomendasi Bank Digital Terbaik Untuk Menabung, Bebas Biaya Admin Bank
Di sisi lain, dengan bisnis modelnya yang efisien dan scalable, Krom tetap mampu menjaga efisiensi dan profitabilitas.
Biaya operasional dijaga tetap rendah dibanding pendapatan, dengan Rasio Cost to Income (CIR) sebesar 18,07 persen.
Dengan Net Interest Margin (NIM) mencapai 20,01 persen, Krom juga mencatat margin keuntungan yang tinggi dari aktivitas intermediasi.
Krom akan terus fokus memperluas jangkauan pertumbuhan nasabah baru serta berinvestasi pada pengembangan layanan digital (inovasi).
BACA JUGA:Keputusan RDG, BI-Rate Bertahan di 5,57 Persen, Perkuat Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
BACA JUGA:Dukung Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kadin Indonesia Siap Kolaborasi Sektor Strategis
Dengan menciptakan produk atau layanan yang semakin relevan dengan kebutuhan nasabah dan perluasan akses layanan melalui jaringan dan kemitraan strategis.
Pada tahun 2024, Krom menghadirkan layanan QRIS dan BI Fast.