Misalnya anggrek pensil (Luisia javanica) yang menyerupai ranting pohon.
Setelah diambil dari hutan, anggrek dibawa ke greenhouse penangkaran anggrek di pusat pembibitan (nursery park) PTBA.
Greenhouse dilengkapi dengan atap plastik UV transparan untuk mencegah masuknya air hujan secara langsung ke greenhouse.
BACA JUGA:Mendukung Ketahanan Pangan, Bukit Asam dan Polres Muara Enim Gelar Penanaman Jagung Serentak
BACA JUGA:Pacu Inovasi, Bukit Asam Dukung Hilirisasi untuk Ketahanan Energi
Namun tetap mendapatkan pencahayaan matahari, dan bagian dinding ditutup dengan jaring-jaring rapat (waring).
Gunanya untuk mencegah hama masuk ke dalam greenhouse dan memberikan sirkulasi udara yang baik.
Bagian dalam greenhouse diberi kolam untuk menjaga kelembaban tempat tumbuh anggrek.
Greenhouse didesain dengan fasilitas tersebut untuk menyesuaikan tempat tumbuh anggrek.
BACA JUGA:Bulan K3 Nasional, PT Bukit Asam Tegaskan Komitmen Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja
BACA JUGA:Hadirkan Energi Tanpa Henti, Bukit Asam Fokus Tingkatkan Kapasitas Angkutan Batu Bara
Agar tanaman anggrek hasil rescue dapat hidup dan beradaptasi dengan baik.
Di dalam greenhouse, Anggrek-anggrek ditanam di media papan pakis maupun tanah sesuai jenis anggrek.
Setelah berhasil beradaptasi, anggrek dikembangbiakkan dengan kultur jaringan dan stek.
Kemudian anggrek ditanam kembali (release) di hutan yang merupakan area reklamasi PTBA.
BACA JUGA:Beasiswa Bukit Asam Ubah Hidup Tutia Rahmi, Berhasil Angkat Derajat Keluarga