BACA JUGA:Hutama Karya Pastikan Pembangunan Jalan Tol Palembang-Betung Rampung Tahun Depan
“Skema ini memberikan kepada badan usaha kepastian pembayaran berdasarkan kinerja, sehingga mengurangi eksposur terhadap risiko ketidakcapaian kelayakan lalu lintas harian dan menciptakan efisiensi pada sisi anggaran pemerintah,” ujarnya.
Hutama Karya pada sisi operasional, lanjut Adjib juga telah mengadopsi teknologi digital untuk pemantauan progres konstruksi secara real-time dan mempercepat penyelesaian pekerjaan.-Hutama Karya-
Adopsi Teknologi Digital
Hutama Karya pada sisi operasional, lanjut Adjib juga telah mengadopsi teknologi digital untuk pemantauan progres konstruksi secara real-time dan mempercepat penyelesaian pekerjaan.
Seluruh pendekatan tersebut, menurut dia, merupakan bagian dari langkah mitigasi yang dirancang untuk menjaga kesinambungan proyek dan ketepatan waktu penyelesaian maupun ketetapan anggaran yang telah ditetapkan.
BACA JUGA:Anugerah Keterbukaan Informasi Publik, Hutama Karya Raih Gelar Informatif 3 Tahun Berturut-turut
BACA JUGA:Kampanyekan SETUJU di Jalan Tol, Hutama Karya Gandeng Influencer Ini
“Dalam kerangka tata kelola yang baik, perusahaan juga secara konsisten menyusun kajian risiko pada setiap ruas jalan tol.
Kajian tersebut melibatkan analisis sensitivitas biaya, evaluasi dampak keterlambatan, serta studi kelayakan keuangan yang komprehensif,” tambah Adjib.
Hasil dari kajian ini, ditambahkan Adjib, menjadi landasan pengambilan keputusan strategis, sehingga perusahaan dapat bertindak secara tetap, cepat, akurat serta akuntabel dan berbasis data dalam menghadapi dinamika proyek di lapangan.
Perkuat Manajemen Risiko
BACA JUGA:Hutama Karya Catatkan Hasil Positif, Raih Laba Bersih Semester I 2024 Rp 396 Miliar
BACA JUGA:Ruas Tol di Sumatera Utara Jadi Proyek Molor, Hutama Karya Ungkap Penyebabnya
Karenanya, menurut Adjib, Hutama Karya akan terus memperkuat manajemen risiko yang responsive.
Terutama terhadap perubahan eksternal: politik, ekonomi (fluktuasi suku bunga, volatilitas harga material konstruksi, serta kebijakan fiskal nasional), serta penerapan stress testing dan perencanaan skenario secara berkala akan menjadi praktik standar untuk memastikan kesiapan dalam menghadapi perubahan eksternal yang menantang.
“Melalui langkah-langkah ini, pembangunan JTTS tidak hanya akan menjadi jaringan penghubung antarwilayah.
Tetapi juga pengungkit pertumbuhan ekonomi regional, penopang daya saing nasional, dan simbol komitmen bersama dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan.