Anak muda perlu belajar mengatur pendapatan dan pengeluaran, menyisihkan dana darurat, memanfaatkan proteksi asuransi, hingga menyiapkan investasi jangka panjang dan dana pensiun.
“Pahami perbedaan antara needs dan wants. Self-reward itu boleh, tapi pastikan needs list kalian selalu lebih dulu terpenuhi daripada wishlist,” tegas Karin.
BACA JUGA:12 Tips Sederhana Melawan Rasa Malas, Wajib Dicoba!
BACA JUGA:Banyak Uban di Usia Muda! Begini Cara Menghilangkannya
Dalam paparannya, Karin juga menekankan pentingnya dana darurat yang idealnya disiapkan 3–6 kali dari pengeluaran bulanan bagi yang masih lajang.
Dana darurat ini menjadi bantalan pertama menghadapi keadaan darurat. Namun, dana darurat tidak berdiri sendiri.
Asuransi kesehatan, misalnya, bisa membantu menanggung biaya medis tak terduga.
Sedangkan asuransi jiwa melindungi keluarga dari risiko kehilangan penghasilan. Bagi anak muda, langkah bijak adalah memulai proteksi saat masih sehat dan produktif.
BACA JUGA:Menhan RI Uji Coba Helikopter H225M, Intip Spesifikasi Gaharnya!
Perkaya Diri dengan Kesehatan dan Keterampilan
Selain strategi finansial, Karin juga mengingatkan pentingnya investasi dalam diri.
Ada tiga nilai utama yang wajib dimiliki anak muda: investasi pada keterampilan, kesehatan, dan jaringan (networking).
Setiap tahun, kata Karin, sebaiknya kita menargetkan menguasai keterampilan baru.
BACA JUGA:Kick Off dan Mekanisme Program Magang Digaji UMP untuk 20.000 Fresh Graduate
BACA JUGA:Kriteria Fresh Graduate yang bisa Ikut Program Magang Digaji UMP oleh Pemerintah
“Jangan tunggu nanti untuk belajar mengatur keuangan. Masa depan ditentukan oleh pilihan hari ini. Semakin cepat kalian melek finansial, semakin besar peluang sukses. Bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk negeri,” ujar Karin.