MUBA, PALPRES.COM – Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) terus memacu kesiapan tenaga kerja lokal untuk bersaing di pasar global.
Sebanyak 33 orang peserta pelatihan vokasi Bahasa Jepang dan Budaya Jepang saat ini tengah menjalani sesi intensif di Aula UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Sekayu.
Pelatihan ini merupakan bagian krusial dari program magang ke Jepang, yang bertujuan membekali peserta dengan keterampilan teknis, kemampuan bahasa yang memadai, serta pemahaman budaya yang mendalam.
Ciptakan Agen Perubahan
BACA JUGA:Buka Operasi Pasar Murah di Plakat Tinggi, Bupati Muba Sampaikan Pesan Ini Bagi Masyarakat
BACA JUGA:Bupati Muba Dorong Penguatan Layanan Gizi dan Pendidikan di Setiap Kecamatan
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Muba, Herryandi Sinulingga AP, menegaskan bahwa lokasi pelatihan di BLK Sekayu ini adalah pusat pengembangan SDM unggul di Muba.
“Kami bertekad menciptakan agen perubahan, dan kuncinya bukan hanya keterampilan kerja, tetapi juga adaptasi budaya," ungkap Herryandi Sinulingga AP, Jumat 5 Desember 2025.
"Pelatihan ini adalah langkah nyata Pemkab Muba untuk meningkatkan kualitas SDM serta memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat kita, dengan harapan dapat mengurangi angka pengangguran di daerah,” jelas Herryandi
Menurut Herryandi, hal terrsebut merupakan langkah menciptaan SDM unggul dan sesuai visi dan misi Bupati Muba HM Toha Tohet dan Wakil Bupati Kyai Abdur Rohman Husen Menuju Muba Maju Lebih Cepat dan Masyarakatnya Sejahtera.
BACA JUGA:50 Pasutri di Muba Kini Punya Legalitas Pernikahan Usai Ikuti Sidang Isbat
Sebanyak 33 orang peserta pelatihan vokasi Bahasa Jepang dan Budaya Jepang saat ini tengah menjalani sesi intensif di Aula UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Sekayu.-Disnakertrans Muba-
“Tentunya melalui pendidikan vokasi yang kita jalankan ini untuk menciptakan generasi muda muba yang unggul,” ujarnya.
Latihan Sumpit (O-hashi)
Dalam sesi budaya Jepang yang dilaksanakan, para peserta mendapatkan pelatihan praktik mendalam mengenai etika dan tradisi makan Jepang, dengan fokus khusus pada penggunaan sumpit (Hashi atau O-hashi).
Instruktur budaya, Sensei Zulfikar, secara langsung membimbing peserta untuk menguasai keterampilan ini.