Makin Digandrungi Generasi Muda, Simak Tips Gunakan Paylater Supaya Tetap Sehat Mental
Paylater semakin digemari masyarakat sebagai metode pembayaran andalan, terutama generasi muda.--
Perhatikan juga tips ini agar tetap sehat mental setelah pakai Paylater
1. Kelola limit Paylater dengan bijak dan terkontrol
Penggunaan Paylater secara bijak dan terkontrol setiap bulan dapat membantu menjaga cash flow dan meningkatkan skor kredit.
Namun, jika digunakan berlebihan dalam satu waktu, hal ini bisa memberi ilusi kemudahan dalam berbelanja tanpa pertimbangan matang, yang berisiko memicu gagal bayar jika tidak didukung kondisi finansial yang stabil.
2. Ingat! Pengguna Paylater punya kewajiban untuk membayar tagihan setelah memakainya
Meskipun Paylater memungkinan pengguna mendapatkan barang atau layanan sebelum membayar, namun kewajiban membayar tetap berlaku sesuai skema yang dipilih.
Jika sengaja melakukan gagal bayar (galbay), pengguna justru dirugikan karena skor kredit di SLIK OJK bisa menurun dan tidak dapat mengambil kredit jenis apapun di kemudian hari.
Tak hanya Paylater, Disya menekankan bahwa dampak baik atau buruk dari layanan keuangan bergantung pada keputusan masing-masing individu.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk terus mengedukasi diri sendiri tentang risiko dan manfaat dari sebuah layanan pembiayaan.
“Seringkali saat sedang terdesak atau ‘BU’ (Butuh Uang), kita ingin segera mengambil keputusan. Padahal, keputusan yang diambil dalam kepanikan bisa berdampak negatif secara finansial maupun psikologis.
Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat untuk lebih sadar sepenuhnya atau mindful ketika menggunakan layanan pembiayaan, supaya tidak menambah tekanan di kemudian hari,” jelas Disya.
Lebih lanjut, seluruh layanan finansial pada dasarnya seperti pedang bermata dua dan memiliki risikonya masing-masing.
Dalam hal ini, layanan pembiayaan dapat memberikan solusi finansial yang membantu pengguna dalam memenuhi berbagai kebutuhan.
Namun, juga berpotensi menimbulkan dampak negatif apabila tidak digunakan secara bijak dan tanpa mempertimbangkan aspek psikologis.
“Dengan mempertimbangkan faktor psikologis, pengguna dapat menilai sejauh mana mereka benar-benar membutuhkan layanan ini, sehingga dapat mencegah beban finansial serta dampak psikologis. Pemahaman ini yang juga terus kami dorong di masyarakat,” imbuh Indina.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
