Mengapa Otak Lebih Tajam Mengingat Kenangan Buruk?
Kenangan buruk ternyata lebih mudah diingat daripada hal-hal menyenangkan dalam hidup. Ini penjelasannya. -Freepik.com-
Saat suasana hati sedang tidak baik, meski tidak diinginkan, pikiran akan memutar ingatan-ingatan yang tidak baik pula. Sebaliknya, ketika suasana hati sedang bahagia, tentu kamu akan mengingat pengalaman-pengalaman yang membuatmu bahagia pula.
Hal-hal yang berkaitan dengan diingatnya peristiwa yang buruk berkaitan dengan aktivitas pada amygdala, bagian otak yang bekerja untuk mengatur emosi yang dialami manusia, terutama rasa ketakutan, dan juga aktivitas di hipokampus, bagian otak yang memiliki peran penting dalam proses terbentuknya memori jangka panjang.
BACA JUGA:Berikut 4 Jenis Makanan yang Baik di Konsumsi Malam Hari, Nomor 3 Enak Pakai Roti
BACA JUGA:Inilah 5 Makanan yang Ampuh Mengatasi Kulit Kering dari Dalam Tubuh
Kita akan lebih mudah mengingat suatu peristiwa yang secara langsung menyebabkan reaksi emosional kita.
Dokter spesialis saraf sekaligus dewan pembina Alzheimer Indonesia (ALZI), Yuda Taruna mengatakan otak memiliki sistem menyimpan dan bisa membuang memori seiring bertambahnya usia.
Tapi, otak lebih senang membuang memori netral alih-alih memori negatif.
Hal inilah yang menjadi alasan kenapa orang tua lebih mudah mengingat hal-hal yang menyakitinya alih-alih hal yang membuatnya senang.
"Daya ingat ada yang netral ini positif yang bagus-bagus. Kemudian ada yang emosional yang jelek-jelek. Nah yang emosional ini disimpan lebih dalam jadi tidak mudah hilang. Sementara yang positif yang netral itu mudah hilang karena masih di atas," kata dia.
Dikutip dari situs webmd.com, para peneliti menjelaskan bahwa emosi-emosi negatif seperti ketakutan atau kesedihan akan memicu peningkatan aktivitas di bagian otak yang berhubungan dengan memori, dalam hal ini, yaitu amigdala dan hipokampus.
Peneliti mengatakan studi-studi yang menggunakan fMRI (functional magnetic resonance imaging) telah menunjukkan bahwa peristiwa bersifat negatif akan merangsang aktivitas pada area pemrosesan emosi di dalam otak, seperti korteks orbitofrontal dan amygdala.
Semakin pusat emosional ini diaktifkan oleh suatu peristiwa, maka semakin besar pula kemungkinannya untuk mengingat rincian yang berkaitan dengan aspek emosional dari peristiwa tersebut.
Hasil penelitian Elizabetth Kensinger dan rekan diterbitkan dalam sebuah jurnal di Association for Psychological Science. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa suatu peristiwa yang tidak menyenangkan diingat secara lebih rinci daripada peristiwa positif.
Dalam citra yang ditunjukkan pada Resonansi Magnetik Fungsional (fMRI), aktivitas seluler meningkat aktivitasnya dalam keterlibatan emosi negatif yang dialami.
Pada momen ini korteks arbitofrontal dan amigdala menyimpan memori terkait dengan aspek emosional ketika berada pada situasi buruk.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
