Rajapaksa Klaim Sudah Berupaya Cegah Krisis Sri Lanka
JAKARTA, PALPRES.COM – Mantan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mengaku sudah mengambil sejumlah langkah untuk mencegah krisis ekonomi parah di negara kepulauan itu.
Rajapaksa mundur dari jabatannya pada Jumat (15/7/2022) setelah kabur ke Maladewa di tengah demonstrasi warga. Ia kemudian meninggalkan Maladewa lalu menuju Singapura. Saat itu kantornya diduduki massa antipemerintah, yang memenuhi jalanan Ibu Kota Kolombo selama sepekan terakhir.
Pengunduran dirinya diterima oleh parlemen. Dalam suratnya, Rajapaksa mengatakan, krisis keuangan di Sri Lanka sudah terjadi bahkan sejak pemerintahan sebelum dirinya. Kondisi kian memburuk akibat pandemi Covid-19 turunnya kunjungan turis ke negara itu dan remitansi dari tenaga kerja asing.
“Saya telah mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengatasi krisis ini, termasuk mengundang anggota parlemen untuk membentuk sebuah partai bersama atau pemerintahan persatuan,” demikian bunyi surat Rajapaksa.
Parlemen Sri Lanka akan melakukan rapat pada Selasa, 19 Juli 2022 untuk memilih Presiden Sri Lanka paska-tergulingnya Rajapaksa. Sebuah pemungutan suara untuk menentukan pengganti Rajapaksa akan dilakukan pada Rabu, 20 Juli 2022.
Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, yang juga sekutu Rajapaksa, sudah diambil sumpah jabatan untuk menjadi Presiden Sri Lanka sementara, hingga presiden yang baru terpilih.
Pada Sabtu, 16 Juli 2022, anggota parlemen rapat untuk mulai memilih-milih orang-orang yang bakal dipilih. Pada saat yang sama, pengiriman bahan bakar pun tiba di Sri Lanka, sehingga bisa memberikan kelonggaran pada krisis yang melanda negara itu.
Dhammika Dasanayake, Sekjen parlemen Sri Lanka, secara resmi menerima dan membaca surat pengunduran diri Rajapaksa, yang sebelumnya isi surat tersebut belum pernah diungkap ke publik. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: