Songket Palembang, Pengait Budaya Generasi
Songket Palembang, Pengait Budaya Generasi--
Sementara itu, Nyayu Nani, salah seorang pelaku usaha songket di Jalan Ki Rangga Wirasantika, Palembang, mengatakan bahwa kendala yang dapat menghambat proses pembuatan kain songket adalah material benang sutra, dengan kondisi sekarang cukup sulit mendapatkan benangnya. Disamping itu, saat ini penenun songket lebih didominasi generasi tua. Karena sedikit yang memiliki keterampilan dalam menenun kain songket.
“Promosi yang telah dilakukan untuk terus menjual songket Palembang antara lain dengan memanfaatkan media sosial/ penjualan secara online seperti di Instagram dan Facebook. Selain itu, toko kami juga kerap melakukan pameran terbuka bagi masyarakat umum yang tertarik untuk membeli ataupun hanya sekedar melihat seluruh songket yang ada,” ungkap Nyayu.
Erwin Husin, pemilik Toko Nabila Songket mengatakan bahwa penjualan songket sejauh ini cukup merata, mulai dari dalam Negeri sendiri diseluruh kota di Indonesia, dan ada yang sudah terjual di pasar Asia, seperti Malaysia dan Thailand, juga sampai ke Amerika. Penjualan ini tak luput dari promosi yang terus dijalankan.
Sepanjang riwayatnya selama beberapa tahun ke belakang, eksistensi songket sebenarnya tak perlu dipertanyakan lagi terlebih jika menilik pencapaiannya di taraf internasional. Salah seorang desainer fesyen muslim Dian Pelangi mempromosikan songket Palembang di Amerika Serikat dalam ajang fashion show bertema Washington Haute & Modesty Fashion Show.
Tidak lagi identik dengan kesan ‘kuno’, songket nyatanya menjadi salah satu bentuk warisan leluhur yang hingga saat ini dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman, lewat pemanfaatannya dalam industri fesyen yang tidak hanya dibutuhkan oleh masyakarat Indonesia, melainkan juga masyarakat dunia.
Sampai kepada tahap yang tak boleh terlewat, yaitu mengenai peran penting yang sesungguhnya dimiliki oleh para generasi muda sebagai penerus yang akan menjaga identitas dan budaya bangsa lewat pelestarian kain nusantara khususnya songket.
Tak dipungkiri, hal tersebut pasalnya menjadi tantangan khusus terutama jika berkaca kepada kondisi nyata yang kerap dijumpai saat ini. Nyatanya, tidak sedikit kalangan anak muda di tanah air yang kurang memiliki minat untuk ikut serta melestarikan kain nusantara sebagai salah satu warisan leluhur dari bangsa Indonesia.
Tingkat kesulitan yang tinggi dalam proses pembuatannya ditenggarai membuat generasi muda enggan mempelajari cara penenunan tradisional kain songket. Tetapi jika bukan generasi muda yang akan mewarisi keahlian dalam penenunan songket, siapa lagi?.
Songket tak hanya mengenai soal kain, songket merupakan bukti sejarah dan budaya yang merepresentasikan keindahan, keberagaman, dan kekayaan alam Palembang. Sudah sepatutnya generasi muda dapat mewarisi keahlian dalam menenun songket tradisional khas Palembang ini. Sehingga keberlangsungan budaya ini dapat diteruskan dari generasi ke generasi.
Peran generasi muda khususnya di Kota Palembang untuk mempromosikan kain songket sudah sepatutnya digalakkan.
Dibutuhkan ide-ide cemerlang dari generasi muda yang dapat memperkenalkan songket menjadi pusat perhatian bagi industri fashion di mata dunia.
Ada banyak cara untuk melakukannya seperti, menggelar ajang fashion show yang dapat menyuguhkan keindahan kain songket Palembang baik di kancah nasional maupun Internasional.
Yang diharapkan dari generasi muda di masa sekarang adalah, mereka memiliki keinginan untuk membeli produk dari kain songket dan bangga memakainya di acara-acara formal maupun informal yang tentunya dapat menyesuaikan selera fashion mereka.
Selain itu, pemanfaatan kecanggihan teknologi, tentunya harus terus ditingkatkan untuk mengingatkan dunia bahwa kain songket layak untuk bersaing dengan kain lainnya.
Kekuatan media sosial di masa sekarang dapat dimanfaatkan untuk melestarikan congket. Dilihat dari potensi songket sendiri, pemasarannya punya peluang yang cukup menjanjikan untuk menaikkan penghasilan bagi pengrajin songket di daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: