Honda

Serunya Lomba Permainan dan Tarian Tradisional di Museum Subkoss

Serunya Lomba Permainan dan Tarian Tradisional di Museum Subkoss

Kepala Unit Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya, Eva Kusmalwati didampingi wartawan senior Frans Kurniawan saat meninjau pelaksanaan lomba permainan dan tari kreasi tradisional-Foto: Frans Kurniawan/palpres.com-Palpres.com

LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM - Lomba permainan dan tarian tradisional di Museum Subkoss Lubuklinggau berlangsung seru, Jumat (05/08/2022).

Lomba yang diikuti ratusan siswa dari berbagai daerah di Sumatera Selatan ini mengusung tema Akulah Sriwijaya.

Ada berbagai permainan tradisional yang dimainkan seperti congklak, bakiak, enggrang batok, congklak, balap ban, yeye karet, cak engkleng dan gobak sodor.

Para peserta sendiri dari tingkat SMP dan SMA sederat ini berasal dari berbagai sekolah di Kota  Lubuklinggau, Musirawas dan Musirawas Utara.

BACA JUGA:Yuk Ikuti Lomba Mendongeng Koleksi Museum Negeri Sumsel

Khusus lomba tari kreasi tradisional sendiri diikuti 18 sanggar berasal dari Lubuklinggau, Musi Rawas, Muratara, Muba, OkU Selatan, Empat Lawang dan Lahat.

Kepala UPTD Museum Negeri Sumsel, H. Chandra Amparyadi melalui Kepala Unit Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya, Eva Kusmalwati mengungkapkan, lomba ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ini.

"Pelaksanannya mulai tanggal 5 sampai 9 Agustus 2022, dan sebenarnya lomba permainan tradisional menjadi agenda rutin diadakan setiap tahun di Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya, dengan tetap melaksanakan protokol Covid-19," katanya.

Eva menuturkan, permainan tradisional memilik banyak manfaat dalam tumbuh kembang pembentukan karakter anak-anak, diantaranya seperti membangun rasa percaya diri, melatih konsentrasi dan ketangkasan anggota badan.

BACA JUGA:Wujud Apresiasi, Kepala Museum Negeri Sumsel Berikan Cinderamata Kepada Letkol Erwinsyah

Selain itu, lomba ini juga bisa menyambung persahabatan, mengajari cara bekerja sama dengan orang lain, dan mengubah hal-hal sederhana menjadi hal yang menyenangkan.

"Permainan tradisional juga dapat menghilangkan rasa bosan," tukasnya.

Selain itu, tujuannya dapat melahirkan kader-kader penerus bangsa berdaya intelektual tinggi serta mengetahui wawasan dan pengetahuan sejarah, kebudayaan dan pariwisata lokal maupun nusantara.

Kemudian menciptakan pribadi-pribadi yang mampu menghadapi era globalisasi bermental kompetitif dan berorientasi ilmiah serta berpandangan jauh kedepan.

BACA JUGA:Kembangkan Fungsi Museum, Dikbud Muba Gelar Pelatihan Pendataan Cagar Budaya dan Tenaga Permuseuman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: