Honda

Hulu-Hilir dalam Bingkai Lanskap Budaya Batanghari Sembilan

Hulu-Hilir dalam Bingkai Lanskap Budaya Batanghari Sembilan

Setiap tanggal 7 November diperingati sebagai Hari Wayang Nasional, yuk kenali perbedaan wayang Palembang dengan Wayang Jawa-Foto: Sri Devi/palpres.com-Palpres.com

PALEMBANG, PALPRES.COM –Arus Huluan, Dinamika Hiliran dalam bingkat lanskap budaya Batanghari Sembilan menjadi penyajian utama dalam Pekan Adat dan Festival Travel Fair 2022.

Staf Bidang Dokimentasi dan Publikasi Budaya Disbudpar Sumsel, Ribuan Nata menjelaskan, ide pertunjukan Pekan Adat ini untuk merealisasikan 10 Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) yang diamanahkan Undang-undang Pemajuan Budaya.

“Sepuluh objek pemajuan kebudayaan tersebut adalah tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, permainan rakyat, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, dan ritus,” jelas Ribu kepada palpres.com, kemarin.

Khusus tahun ketiga ini, jelas Ribu, pemajuan kebudayaan dimaknai dengan beberapa kegiatan pameran produk kuliner, parade busana adat, apresiasi pertunjukkan sastra tutur dan tembang Batanghari Sembilan.

BACA JUGA:Mawardi Yahya Harap Pekan Adat dan Sriwijaya Travel Fair 2022 Jadi Ajang Promosi Kekayaan Seni Budaya Sumsel

Kemudian apresiasi Aksara Ulu, pameran foto adat istiadat dan tempat berfoto atau photo booth busana adat.

“Tema Arus Uluan dan Dinamika Ilir ini adalah pembacaan alam dan budaya, deskripsi bentang alam, manusia, budaya Sumatera Bagian Selatan sebagai Batanghari Sembilan, mulai dari titik pegunungan, Gunung Seminung, Gunung Dempo dan Gunung Kaba,” jelasnya.

Dilanjutkannya, sebagai tiga titik awal huluan, membentuk peradaban di Sungai Lematang, Sungai Kikim, Sungai Enim, Sungai Ogan dan Sungai Komering serta sungai-sungai lainnya.

“Bentangan dari hulu hingga hilir sungai-sungai ini mempengaruhi corak dialek, tradisi, adat istiadat dan ritus yang terikat dalam kesatuan kultural dan geneologis yang disebut Marga,” lanjutnya.

BACA JUGA:Selama Pekan Adat, Tiket Sriwijaya Air Hanya Rp 463 Ribu

Selanjutnya, tambah Ribu, Sungai Musi sebagai Maura peradaban segala huluan Batanghari Sembilan ini dideskripsikan sebagai interaksi peradaban multi negeri yang mempengaruhi corak peradaban di Palembang sebagai pusat perdagangan dan interaksi budaya.

“Dari ide dan latar belakang itulah, Pekan Adat ini kami kemas dalam bentuk pertunjukkan. Dengan demikian diharapkan baik audiens maupun masyarakat yang hadir akan lebih tertarik untuk melihat dan mengenal lebih jauh terkait Hulu dan Hilir Batanghari Sembilan,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Dokumentasi dan Publikasi Budaya, Disbudpar Sumsel, Agus Setiawan mengatakan, Pekan Adat dan Festival Travel Fair 2022 sudah digelar sejak tanggal 2 hingga 7 Agustus kemarin, di Museum Negeri Sumatera Selatan Balaputra Dewa dan Main Atrium PTC Mall.

“Di akhir pekan ini, memang kita fokuskan kegiatannya di mall. Harapannya supaya dilihat masyarakat secara luas karena selain audiens yang memang kita undang, masyarakat yang sedang berakhir pekan di pusat perbelanjaan juga bisa berhenti sejenak untuk menonton pertunjukan ini,” ucap Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: