Perbaiki Harga dan Kualitas, Petani Karet Disarankan Manfaatkan UPPB
Petani karet di Kabupaten PALI disarankan memanfaatkan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB)-Berry Sandi-Palpres.com
TALANG UBI, PE- Guna memperbaiki harga dan sekaligus meningkatkan kualitas karet, petani karet di Kabupaten PALI disarankan memanfaatkan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB).
Dengan begitu maka petani karet tidak tergantung pada pembeli atau tauke getah mengenai harga jual getah karet.
“Kami berharap para petani memanfaatkan UPPB, karena harga tidak tergantung pada pembeli atau tauke getah,” kata Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Ahmad Jhoni SP MM saat dibincangi, Senin (22/8/2022).
Diterangkannya, sudah ada beberapa desa di Kabupaten PALI terdapat UPPB, sehingga petani bisa mengumpulkan hasil getah secara berkelompok kemudian di jual dengan cara lelang 4S atau satu lokasi, satu mutu, satu harga dan satu hari lelang.
BACA JUGA: Harga Gabah Naik, Pertahankan OKUT Produksi Padi Peringkat Nasional
“Jadi melalui UPPB, harga bisa bersaing antar pembeli," terangnya.
Untuk diketahui, selama Agustus 2022 ini, harga getah karet terus mengalami penurunan. Tercatat, pada Senin (22/8/2022), harganya hanya dikisaran Rp8.500 per kilogram untuk getah kualitas mingguan.
Padahal di bulan lalu, petani karet mulai bergairah, lantaran harga getah karet mulai membaik yang hampir menembus angka Rp11.000 per kilogram untuk getah kualitas mingguan.
Salah seorang petani asal Desa Karta Dewa, Kecamatan Talang Ubi, Anto (35) mengaku, ia memilih kembali menekuni pembuatan batu bata akibat harga getah karet tidak menentu dan cenderung menurun.
“Kalau hanya mengandalkan menyadap, keluarga tidak makan. Makanya, aku tekuni pembuatan batu bata, meski hasilnya tidak setiap hari didapatkan, tapi usaha ini lebih menjanjikan daripada menyadap karet," ungkapnya.
BACA JUGA: Terkenang Masa Kecil, Dandim 0405/Lahat Ikut Panjat Pinang
Sementara, H Munir, salah satu pembeli getah di pasar getah Desa Karta Dewa, H Munir mengatakan, ia membeli getah sesuai harga di pasaran.
“Memang dari pabriknya sudah turun, jadi saat membeli dengan petani, kami sesuaikan harga. Kalau harga di pabrik, naik, kami juga pasti akan menaikkan harga,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: