MUBA,PALPRES.COM -
Pemuda di
Kecamatan Bayung Lencir tergabung dalam Karang Taruna mengambil inisiatif dalam percepatan pencegahan
stunting, hal itu diwujudkan dengan menyambangi langsung sejumlah
balita stunting di Desa Suka Jaya, Dusun Sri Mulya dan Lubuk Sanggar demgan memberikan bantuan makanan bernutrisi.
"Ya, ini salah satu wujud kepedulian kita dalam pencegahan, bersama Ketua TP PKK
Kecamatan Bayung Lencir, Pustu Dinas Kesehatan secara rutin tiap dia minggu sekali mengecek perkembangan si bayi dan ibunya," kata Ketua Karang Bayung Lencir, Pandji Syahputra.
Dia menerangkan, untuk di
Kecamatan Bayung Lencir ada beberapa
balita dipantau di Desa Suka Jaya ini ada empat bayi yang kita pantau dan datangi sesuai data dari tim teknis Percepatan Pencegahan
stunting Muba (TPPS). Mereka adalah Shella Aisya, 2,1 bulan, 8,5 kg, tinggi 73,5, Raina Safia Aqila, 2,9 bulan, 10 kg, 77 cm, M Ayyas Allah Aziz, 1,6 bukan, 8,5, 69 cm, Abidah Dania Humairah, 2,3 bulan, 8,5 kg, 76 cm.
Dia juga berharap, para anak
balita gagal tumbuh atau gagal kembang ini menjadi teratasi nutrisi otak mereka. Langkah para
Pemuda Bayung Lencir ini langsung dikawal Ketua TP PKK Bayung Lencir Astuti Imron.
"Kita senang dan bangga. di Bayung ada tim TPPS terintegrasi yang juga didukung penuh
Pemuda. Ini luar biasa. Sebagai agen perubahan mereka sangat peduli dengan masa depan generasi," ujarnya
Baginya, tidak hanya tugas dari pemerintah untuk menanggulangi masalah
stunting ini. Namun semua pihak termasuk kalangan
Pemuda bisa turut serta memutus rantai
stunting.
Sebelumnya, pada pekan awal bulan lalu, 11 Agustus 2022, mulai sudah mulai Rembug
stunting di Sekayu. Menurut Pj Bupati Muba, H Apriyadi saat membuka acara menyebut, penurunan
stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang yang dapat merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak.
"Anak
stunting beresiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya, bahkan berdasarkan laporan world bank
stunting dan berbagai bentuk masalah gizi bisa menimbulkan kerugian ekonomi sebesar 2-3 % dari produk domestik bruto (PDB) setiap tahunnya," ujar Apriyadi.
Plt Kepala Bappeda Muba Sunaryo SSTP MM yang juga Wakil Ketua TPPS Muba menyebutkan pelaksanaan kegiatan rembuk
stunting merupakan aksi ke tiga dari konvergensi penurunan
stunting di Kabupaten Muba.
"Komitmen Pemerintah Kabupaten Muba terhadap penanganan
stunting dituangkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah tahun 2017-2022 sebagai upaya meningkatkan indeks pembangunan manusia, dengan target penurunan angka
stunting menjadi 11,8% di tahun 2022," bebernya.
Sasaran program ini, kata dia, seluruh penduduk Kabupaten Muba fokus pada masyarakat yang beresiko
stunting, seperti keluarga miskin, remaja putri anemia, ibu hamil, dan bayi usia 0-24 bulan.MUH