Honda

Azyumardi Azra, WNI Pertama Bergelar Sir Meninggal Dunia, Ini Profilnya

Azyumardi Azra, WNI Pertama Bergelar Sir Meninggal Dunia, Ini Profilnya

Prof Azyumardi Azra merupakan WNI pertama yang memperoleh gelar Sir dari Kerajaan Inggris.--

JAKARTA, PALPRES.COM – Kabar duka menghampiri insan pers Indonesia. 

Prof Azyumardi Azra, atau yang lebih akrab disapa Prof Azra, meninggal dunia pada Minggu, 18 September 2022 di Malaysia. 

Azyumardi Azra terpilih sebagai Ketua Dewan Pers periode 2022-2025 menggantikan Mohammad Nuh. 

Prof Dr H Azyumardi Azra, M.Phil, MA, CBE dikenal luas sebagai cendekiawan muslim.

BACA JUGA:Innalillahiwainnailaihirojiun! Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra Wafat di RS Malaysia Karena Covid-19

Prof Azra meninggal pada usia 67 tahun. 

Pada tahun 2010, Azyumardi Azra diketahui memperoleh titel Commander of the Order of British Empire (CBE). 

Titel ini merupakan sebuah gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris dan menjadi 'Sir' pertama dari Indonesia.

Kerajaan Inggris memberikan gelar CBE kepada individu untuk menghargai kontribusi positif yang telah dilakukan di bidang pekerjaan mereka. 

BACA JUGA:Sandiaga Uno Janjikan Gelar Festival Kopi Pagaralam Skala Nasional

Dengan gelar ini, Azyumardi Azra telah diakui sebagai anggota keluarga bangsawan Inggris.

Sebelumnya, Prof Azyumardi dirawat di salah satu rumah sakit di Malaysia. 

Prof Azyumardi lahir pada 4 Maret 1955 di Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Dia adalah Ketua Dewan Pers 2022-2025. 

Karier pendidikan tinggi Prof Azra diawali di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta pada tahun 1982. 

Setelah memperoleh beasiswa Fullbright, dia meraih gelar Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Columbia University pada 1988. 

Dia juga mendapatkan beasiswa Columbia President Fellowship dari kampus yang sama, tetapi kali ini Azyumardi pindah ke Departemen Sejarah, dan meraih gelar MA keduanya pada 1989. 

Dikutip dari laman Dewan Pers, tiga tahun kemudian, dia menambah gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Columbia University tahun 1990, dan Doctor of Philosophy Degree dengan disertasi berjudul "The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama in the Seventeenth and Eighteenth Centuries." 

Kembali ke Tanah Air pada 1993, dia mendirikan sekaligus menjadi Pemimpin Redaksi Studia Islamika, sebuah jurnal Indonesia untuk studi Islam. 

Di dunia jurnalistik, dia menjadi wartawan Panji Masyarakat (1979 - 1985). 

Pada tahun 1994 - 1995, Prof Azra mengunjungi Southeast Asian Studies pada Oxford Centre for Islamic Studies, Oxford University, Inggris, sambil mengajar sebagai dosen pada St. Anthony College.

Cendekiawan muslim ini juga pernah menjadi profesor tamu pada Universitas Filipina dan Universitas Malaya, Malaysia, pada tahun 1997. 

Prof Azra juga merupakan anggota Selection Committee of Southeast Asian Regional Exchange Program (SEASREP) yang diorganisir oleh Toyota Foundation dan Japan Center, Tokyo, Jepang antara tahun 1997 dan 1999. 

Sejak Desember 2006, Prof Azra menjabat Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. 

Sebelumnya sejak tahun 1998 hingga akhir 2006, Prof Azra adalah Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dosen Fakultas Adab dan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1992 - sekarang), Guru Besar Sejarah Fakultas Adab IAIN Jakarta, dan Pembantu Rektor I IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1998). 

Prof Azra merupakan orang Asia Tenggara pertama yang diangkat sebagai Professor Fellow di Universitas Melbourne, Australia (2004 - 2009), dan anggota Dewan Penyantun (Board of Trustees) International Islamic University Islamabad Pakistan (2004 - 2009). 

Dia juga menjadi salah satu anggota Teman Serikat Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: