Citraland
Honda

Tim Universitas Terbuka Palembang Teliti Minanga Komering

  Tim Universitas Terbuka Palembang Teliti Minanga Komering

Tim Penelitian dari UT Palembang foto bersama disela-sela berdialog dengan Tetua Adat Semendaway Drs. Ali Pasyai, MM dan Tetua Adat Minanga, Malwani, Selasa, 20 September 2022. -Tim Penelitian UT Palembang-palpres.com

KOMERING, PALPRES.COM – Toponimi ‘Minanga’ dikaitkan sebagai periode bermula Sriwijaya, seperti dinarasikan Arlan Ismail dalam bukunya.

Penasaran akan hal itu, Tim Peneliti Universitas Terbuka Palembang yang diketuai Dr. Meita Istianda (Ketua Tim/Universitas Terbuka Palembang), terjun langsung ke lokasi.

Tim tersebut juga terdiri dari Dr. Dedi Irwanto (Universitas Sriwijaya), Giyanto, M.Si. (Universitas PGRI Palembang), Dr. (Cand.) Kms. A. Rachman Panji (UIN Raden Fatah Palembang), Dudi Oskandar (Jurnalis Sejarah dan Budaya Palembang) dan Hidayatul Fikri, S.Kom atau Mang Dayat, Youtuber Palembang.

Selama tiga hari sejak Senin, 19 September 2022, Tim Peneliti bertemu dengan tokoh adat dan budaya Semendaway.

BACA JUGA:Himbau Warga Pagaralam Hibahkan Benda Bersejarah ke Museum Balaputradewa

Kunjungan pertama ditujukan kepada tokoh masyarakat Semendaway Drs. M. Ali Pasyai, M.M, didampingi Tokoh Tetua Minanga, Malwani.

“Berdasar apa yang saya baca, saya cenderung membenarkan pendapat Pak Arlan Ismail, bahwa kata Minanga berasal dari Proto Melayu Purba yang artinya muara sungai. 

Minanga dalam catatan Cina berjudul T’ang Hui-yao pernah mengirim utusan pertama kali pada tahun 645 Masehi zaman Dinasti Tang. 

Artinya, kata Minanga sudah dikenal lama, bahkan sebelum Sriwijaya berdiri,” kata  Ali Pasyai eks Asisten III Bidang Umum dan Kemasyarakatan  Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKUT periode 2019-2020, Selasa, 20 September 2022.

BACA JUGA:Tradisi Sedekah Bumi, Momen Kenang Sejarah Terbentuknya Desa Sri Mulyo

Selain itu menurutnya, arti Minanga sudah ada sebelum Prasasti Kedukan Bukit ditemukan pertama kali oleh orang Belanda bernama C.J. Batenburg pada 29 November 1920 di Kedukan Bukit, Palembang, tepatnya di tepi Sungai Tatang, anak Sungai Musi.

“Selain itu, Minanga sudah ada sebelum Prasasti Kedukan Bukit ditranskripkan oleh Phillipus Samuel van Ronkel tahun 1924.

Jadi Minanga ini sudah ada sebelum Sriwijaya,” tutur Pak Ali Pasyai, eks Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan OKUT periode 2015-2019.

Pada daerah Minanga ini, menurut dia, juga pernah ditemukan patung arca perunggu Buddha. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com