RDPS
Honda

Menelusuri Peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam di Masjid Agung SMB I Jayo Wikramo

 Menelusuri Peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam di Masjid Agung SMB I Jayo Wikramo

Masjid Agung Palembang tempo dulu -Collectie Tropenmuseum -palpres.com

BACA JUGA:Ini Bedanya Salat Dzuhur di Masjid Agung An-Nur

Penamaan masjid semula Masjid SMB menjadi Masjid Agung SMB I Jayo Wikramo, lebih karena untuk meluruskan nilai-nilai sejarah. 

Untuk menunjukkan identitas Masjid Agung.

Kedua, masjid ini merupakan Peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam beserta  keturunannya. 

Bangunan asli Masjid Agung SMB I ini pada awalnya berbentuk berbentuk bujuk sangkar, beratap limas bersusun, dan memiliki ornamen berundak berwarna emas. 

BACA JUGA: SMB IV Harapkan Jaringan Kota Pusaka Indonesia Bisa Rumuskan Perlindungan Cagar Budaya

Atap masjid ini berdiri dua tingkat, kalau dilihat lebih teliti seperti kepala dan tubuh yang terpisah oleh leher.

Ketiga, pada tahun 1821, Masjid Agung SMB I  kembali dipugar. 

Masjid utama dibangun pada pemerintahan Sultan Ahmad Najamudin. 

Kemudian menara dibangun dengan jarak sedikit terpisah dari bangunan utama. 

BACA JUGA: SMB IV: Gelaran Kesultanan Palembang Darussalam Miliki Perannya Sendiri

Perbaikan dan pemugaran terus dilakukan akibat dampak dari peperangan besar yang terjadi di Kota Palembang pada tahun 1821. 

Masjid ini sempat mendapatkan tanah wakaf, kemudian diperluas menjadi 5 hektar. 

Diperkirakan dapat menampung sebanyak 7.750 jemaah.

Keempat, Masjid Agung Palembang ditetapkan menjadi Masjid Nasional pada tahun 2003. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: