Generasi Muda Wajib Tahu, Inilah 3 Ritus Pernikahan dan Perdamaian di Palembang
Tradisi Marhaban Saat Momen Kelahiran merupakan suatu perayaan bagi sebuah keluarga dalam menyambut kelahiran anggota baru sekaligus untuk diperkenalkan kepada tetangga serta masyarakat-Foto: Alhadi Farid-palpres.com
Calon pengantin akan duduk di kursi dan diletakkan rebusan air rempah, seluruh tubuhnya, kecuali kepala akan dibalut dengan kain belapis, selimut atau anyaman tikar hingga benar-benar tertutup.
Proses betangas ini bisa dilakukan selama 30 menit hingga 1 jam sampai seluruh badan calon pengantin banyak mengeluarkan keringat. Ritual betangas biasanya dilakukan 3 hari sebelum menjelang pernikahan.
BACA JUGA:Asal usul Permainan Tradisional Cuki, Hanya Dimainkan Kaum Bangsawan?
Tujuan dari ritual ini adalah untuk mengeluarkan keringat calon pengantin, sehingga ketika hari pernikahan tiba kedua pengantin tidak terlalu mengeluarkan banyak keringat dan bisa menghilangkan bau badan yang tidak sedap.
Ritual betangas masih dilestarikan masyarakat Melayu di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Sumatra Selatan, Jambi dan Kalimantan Barat hingga saat ini.
3. Tepung Tawar Perdamaian
Tepung tawar tolak bala adalah satu dari tiga jenis tradisi tepung tawar yang biasa diadakan pada momen tertentu, tradisi ini sudah ada sejak zaman Palembang bahari (kesultanan), 'jaman bingen'.
Selain untuk tolak bala, tradisi tepung tawar biasa diadakan pada acara pernikahan dan perdamaian. Dalam pelaksanaannya tidak melibatkan tepung, tetapi sepiring besar ketan kunyit dan ayam panggang.
BACA JUGA:Rupanya Pempek Sudah Ada di Era Sriwijaya, Buktinya Tercatat di Prasasti Talang Tuwo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: