Astana Tanjak, Mengenang Sejarah Kesultanan Melaka Darul Islam
Ketua Umum Lembaga Dzurriyat Radja Sultan se-Nusantara, DYM Kiam Radja TG. Fekri Juliansyah bin Muslim dan rombongan saat foto bersama di depan Astana Tanjak, museum dan kediaman Sultan Melaka Darul Islam ke-45 dan keluarga.-Tuan Guru-
Kerajaan Tumasik merupakan cikal bakal Kesultanan Melaka.
Dari jalur ibunya, Kiam Radja TG. Fekri Juliansyah bin Muslim merupakan Dzurriyat Sayyid Maulana Fadhilah (Fatahillah) yang pernah menjabat sebagai Laksamana Kesultanan Melaka (1495 - 1510 M) menggantikan ayah mertuanya, Laksamana Hangtuah. Sayyid Maulana Fadhilah dikenali sebagai Laksamana Khoja Hasan.
BACA JUGA:Bansos Kemensos Senilai Rp20 Juta Per Orang Cair Pekan Ini, Cek Syarat dan Kriterianya
Sayyid Maulana Fadhillah (Fatahillah) atau Laksamana Khoja Hasan atau Tubagus Pasai lahir di Samudera Pasai - Aceh pada tahun 1471 M. Ayahnya merupakan seorang Mufti Kesultanan Samudera Pasai bernama Sayyid Maqdar Ibrahim Patakan (Qadhi Ibrahim Syarif bi Inayatillah) bin Sayyid Abdul Ghafur bin Sayyid Zainal Barokat bin Sayyid Jumadil Kubro bin Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin dan seterusnya sampai ke Sayyidina Ali.R.A.KW.
Sementara ibunda dari Sayyid Maulana Fadhillah (Fatahillah) adalah Syarifah Siti Musalimah binti Syeikh Maulana Ishaq (Wali Lanang) dari Kesultanan Samudera Pasai. Syeikh Maulana Ishaq, juga merupakan salah seorang Walisongo periode awal dan ayah kandung dari Sayyid Maulana Ainul Yaqin atau Sunan Giri.
Hubungan Pendiri Adat Semende dengan Kesultanan Melaka
Toean Sayyid Nur Qodim Al Baharuddin alias Puyang Awak, Pendiri Utama Adat Semende di Perdipe, (Pagaralam - Sumatera Selatan) pada tahun 1650 M merupakan dzurriyat Fatahillah dengan nasab sebagai berikut Toean Sayyid Nur Qodim Al Baharuddin binti Ratu Emas binti Pangeran Mas Zainul Arifin (Panembahan Ratu Cirebon) binti Ratu Wanawati Raras binti Sayyid Maulana Fadhillah (Fatahillah). *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: