Bukan Hanya Bahasa Palembang, Yuk Mengenal Keberagaman Bahasa Daerah di Sumatera Selatan

BACA JUGA: Simak! Pemilik KK dan KTP yang Berciri Ini akan Dihapus Bansosnya pada 2023

3. Bahasa Melayu Rawas

Bahasa Melayu Rawas dipertuturkan di Rupit, Nibung, Rawas Ulu, Rawas Ilir, Karang Jaya, Karang Dapo di Kabupaten Musi Rawas Utara. Bahasa Melayu Rawas berdialek o.

4. Bahasa Melayu Banyuasin

Bahasa Melayu Banyuasin dipertuturkan di Kabupaten Banyuasin dengan dialek e pepet.

BACA JUGA:Begini Aturan BBM Beralih ke CNG, Harga Lebih Murah dari Pertalite Tapi Tangki ‘Segede Gaban’

5. Bahasa Melayu Palembang

Bahasa Palembang mempunyai dua tingkatan, yaitu baso Pelembang alus atau bebaso dan baso Pelembang sehari-hari.

Baso Pelembang alus dipergunakan dalam dialog dengan pemuka warga, orang-orang tua, atau orang-orang yang dihormati, terutama dalam upacara aturan sejak dahulu kala.

Bahasa ini berakar pada Bahasa Jawa karena raja-raja Palembang berasal dari Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang. Itulah sebabnya perbendaharaan kata Baso Pelembang Alus banyak persamaannya dengan perbendaharaan kata dalam bahasa Jawa.

BACA JUGA:Begini Caranya Dapat Saldo Dana Gratis Khusus Pemegang Kartu KIS BPJS Kesehatan Tahun Depan

Sementara itu, baso sehari-hari dipergunakan oleh wong Palembang dan berakar pada Bahasa Melayu.

Dalam praktiknya sehari-hari, orang Palembang kebanyakan mencampurkan bahasa ini dan Bahasa Indonesia (pemilihan kata berdasarkan kondisi dan koherensi) sehingga penggunaan bahasa Palembang menjadi suatu seni tersendiri.

Bahasa Palembang memiliki kemiripan dengan bahasa kawasan di provinsi sekitarnya, seperti Jambi dan Bengkulu bahkan provinsi di Jawa (dengan intonasi berbeda).

Di Jambi dan Bengkulu, akhiran 'a' pada kosakata bahasa Indonesia kebanyakan diubah menjadi 'o'. Bahasa Melayu Palembang dipertuturkan utamanya di Kota Palembang yakni berdialek O.

Sumber: