Tekan Angka Stunting Melalui Konseling Setiap Posyandu Sasar Ibu Hamil Hingga Calon Pengantin
Dinas Kependudukan dan Keluarga Berencana (DKKB) Kabupaten Muratara dalam menekan angka stunting mengadakan konseling setiap posyandu balita dan kelas ibu hamil, seperti di KUA Kecamatan di Nibung.-Dok Palpres-Palpres.com
MURATARA, PALPRES.COM- Dalam pencegahan penurunan stunting perlu dilakukan penyuluhan calon pengantin di KUA Kecamatan di Nibung tentang kesehatan reproduksi, aplikasi elsimil dan 1.000 HPK.
Dinas Kependudukan dan Keluarga Berencana (DKKB) Kabupaten Muratara dalam menekan angka stunting mengadakan konseling setiap posyandu balita dan kelas ibu hamil, seperti di KUA Kecamatan di Nibung.
Plt DKKB Mugono penyuluhan mengenai yang ada hubungannya dengan penekanan angka stunting, ibu hamil wajib memberikan asi eksklusif selama enam bulan, delapan fungsi keluarga dan fungsi KB, asupan gizi anak diperhatikan dengan baik, serta usia pernikahan haruslah ideal.
“Secara Nasional angka stunting menargetkan 14 persen dari jumlah balita yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara. Jumlah balita Muratara kisaran 19 ribu. Jumlah ini berubah-berubah tiap tahunnya,” katanya.
BACA JUGA:DPMD P3A Kabupaten Muratara Monitoring Setiap Kecamatan, Ada Apa ya?
Dijelaskannya setiap Desa sudah berjalan program pendamping catin menargetkan setiap Desa melakukan pendampingan pada calon pengantin baru, guna percepatan penurunan angka stunting.
Konseling ini sebagai sosialisasi, bukan kewajiban dalam menikah.
Kader Keluarga Berencana pendampingan dan konseling Calon Pengantin (Catin) dalam wilayah Muratara meliputi Bidan, Kader PKK dan Kader KB, sekaligus pemeriksaan tes kesehatan (HB, TT, dan VVT) memberikan konseling kesehatan.
Setiap warga yang akan menikah pihaknya memberikan konseling kesehatan. Semua calon keluarga di sarankan mengikuti arahan dari tim pendamping Keluarga Berencana (KB), guna menghindari terjadinya stunting pada keturunan (gen).
“Mereka keluarga baru, perlu ada pembinaan, konseling dari tim KB di setiap Desa. Saya menganjurkan agar calon keluarga baru mengikuti konseling tersebut,” katanya.
“Tim KB di setiap Desa, mereka ini melakukan pendampingan, konseling dengan sasaran balita, remaja, bumil, calo pengantin, dan keluarga yang ada penyakit tersebut,” ujarnya.
Tim juga melakukan sosialisasi langsung ke rumah-rumah warga mengenai hal tersebut, tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: