Honda

Sudan Mencekam, TNI Evakuasi 7 Mahasiswa asal Pagaralam

Sudan Mencekam, TNI Evakuasi 7 Mahasiswa asal Pagaralam

Daftar nama-nama mahasiswa asal Sumsel yang berhasil dievakuasi pihak TNI ke Jeddah Arab Saudi-PALPRES.COM-

PAGARALAM, PALPRES.COM - Suasana di Sudan saat ini mencekam karena pecahnya perang saudara, sebanyak 7 mahasiswa asal Kota Pagaralam yang menuntut ilmu di Sudan terpaksa diungsikan.

Saat ini mereka sudah tiba di Jeddah Arab Saudi, pagi ini (Subuh di Arab Saudi).

Mereka yaitu Ade Apriansyah, Ade Hanifah, Dekey Endoka, Nadiyah Ramadhani, Muhammad Umar Zaky, Muhammad Zulhady dan Nila Angelina.

Mereka dievakuasi dengan menggunakan pesawat dan dikawal pihak TNI langsung itu bersama mahasiswa asal Sumbagsel lainnya dari Bangka (1), Palembang (3), Bengkulu (7), Jambi (1), Muara Enim (7), Pagar Alam (7), Lahat (3), Ogan Ilir (5), Musi Banyuasin (3), Banyuasin (1), Pali (1), Empat Lawang (2).

BACA JUGA:Tokopedia Perkuat GOTO di Jalur Percepatan Profitabilitas, Pendapatan Naik Signifikan

'Alhamdulillah, sudah di Jeddah dan istirahat dulu,'' kata seorang mahasiswa asal Bangka Belitung, Gibran Ibastanta yang satu-satunya mahasiswa dari Babel.

Dia mahasiswa tahun terakhir di Internasional University of Africa, Sudan. 

Sementara 7 mahasiswa asal Pagaralam juga diketahui sudah berada di Jeddah, Arab Saudi dan dijaga oleh TNI. 

Dilansir dari beberapa sumber berita terkini tentang konflik antara pasukan militer dan paramiliter di Sudan, disebutkan bahwa pertentangan yang mengarah pada perang saudara ini terus meningkat kendati ada upaya AS dan Saudi menengahinya.

BACA JUGA:Antisipasi Pungli di Jalan Longsor, Polisi Lakukan Ini!

Gencatan senjata yang dirancang tiga hari, sudah dilanggar ketika baru berjalan sehari. 

Ada dua jenderal di jantung krisis ini, Abdel Fattah al-Burhan, pemimpin Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Mohammed Hamdan Dagalo, yang lebih dikenal sebagai Hemedti, kepala dari kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF).

Kedua jenderal itu dulunya bekerja sama, melakukan kudeta bersama, namun kini pertempuran mereka demi meraih supremasi justru menghancurkan Sudan.

Ketegangan antara tentara dan RSF meningkat seiring dengan kian dekatnya tenggat waktu untuk membentuk pemerintahan sipil, yang fokus pada persoalan pelik soal bagaimana RSF harus diintegrasikan kembali ke dalam angkatan bersenjata reguler.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: