Citraland
Honda

Harga Jual Tinggi, Warga Beralih Budidaya Tanaman Satu Ini

Harga Jual Tinggi, Warga Beralih Budidaya Tanaman Satu Ini

Kades Pagar Agung menyatakan warganya mulai beralih ke budidaya tanaman kelapa sawit-PALPRES.COM-

LAHAT, PALPRES.COM - Memang tidak bisa dikatakan dengan kata-kata, tanaman satu ini sudah menjadi primadona bagi sebagian pekebun.

Betapa tidak, walaupun budidayanya memakan waktu hingga tahunan, hanya saja berbicara harga jualnya cukup tinggi.

Nah, salah satunya masyarakat Desa Pagar Agung, Kecamatan Penjalang Suku Empayang Kikim Saling Ulu (Pseksu), Kabupaten Lahat, dimana 95 persen warga bermata pencaharian sebagai pekebun tanaman karet, beralih ke tanaman sawit.

"Dari persentase tersebut, baru ada 10 kepala keluarga (KK) mulai mencoba budidaya kelapa sawit, cukup 5 tahunan bisa memanen, tetapi, harga yang diperoleh sangat baik sekali," sebut Kepala Desa (Kades) Pagar Agung, Bani Isroil, Jumat 5 Mei 2023.

BACA JUGA:TAJIR MELINTIR! Inilah 5 Daerah Paling Kaya di Provinsi Riau, Nomor 1 Ternyata Bukan Pekanbaru

Bani Isroil menyebutkan, disini getah karet yang dihasilkan setiap minggunya rata-rata memproduksi 50 Kg, dengan harga jual Rp7.000/Kg.

"Bandingkan dengan kelapa sawit Rp3.000/Kg, tetapi satu tandan buah segar (TBS) mampu memanen hingga 30 Kg, makanya perlahan-lahan warga mulai menanam tanaman penghasil minyak goreng (Migor) tersebut," sebutnya.

Dirinya menambahkan, dari hasil kebun inilah pendapatan penduduk desa, bisa dibilang baik dan cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Untuk keamanan sendiri hingga detik ini masih aman-aman saja, sebab mereka tidak saling menganggu dan kesejahteraan masyarakat masuk dalam kategori sedang," papar Bani Isroil.

BACA JUGA:Komitmen Eliminasi HIV/AIDS, TB dan Malaria, Begini Upaya Pemkab OKI!

Bani Isroil berharap kendatipun kelapa sawit sudah menjalar hingga kemana-mana, hanya saja untuk tanaman lainnya tidak ditinggalkan oleh mereka sebagai tambahan penghasilan.

"Mudah-mudahan, hasil kebun yang dipanen pun dapat berjalan dengan baik dan lancar, termasuk juga dengan harga jualnya," tegasnya.

Terpisah, Camat Pseksu, Ega Warti SP MM menuturkan, untuk 11 desa yang ada, memang tidak secara keseluruhan melakukan budidaya tanaman kelapa sawit.

"Disini tetap favorit karet, kopi maupun buahan durian, sebagai penghasilan penduduk desa disini guna memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari," tukasnya. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: