Honda

2 Benda Bernilai Sejarah yang Dihibahkan ke Museum Subkoss Lubuklinggau, Nomor 1 Ditemukan Dekat Kandang Ayam

2 Benda Bernilai Sejarah yang Dihibahkan ke Museum Subkoss Lubuklinggau, Nomor 1 Ditemukan Dekat Kandang Ayam

Penyerahan hibah meriam tua kepada Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya Lubuklinggau--

LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM- Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya kembali menerimah 4 benda bernilai sejarah dan budaya dari masyarakat, benda-benda tersebut menambah koleksi museum yang sudah ada sejak tahun 1988.  

Sebelum kita membahas 4 benda bernilai sejarah dan budaya tersebut, ada baiknya kita mengetahui sejarah keberadaan Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya. 

Sebelum jadikan museum seperti sekarang ini, bangunan ini berupa Gedung yang pertama kali dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1925 dan selesai tahun 1930.

Pada tahun 1934 difungsikan untuk rumah jabatan Controleur De Mey Belanda atau Kepala Pemerintahan Onder Afdeeling Moesie Oeloe, yang berkedudukan di Lubuklinggau sebagai ibu kotanya.

BACA JUGA:Intip Kehidupan Percintaanmu Lewat Golongan Darah, A suka pilih-pilih, B To The Poin, Kalau O Bagaimana?

Gedung ini terletak ditengah kota dan di depannya terdapat lapangan cukup luas yang diberi nama City Square, dan selanjutnya lebih dikenal dengan sebutan Lapangan Merdeka.

Seriring berjalannya waktu, pada awal periode pertama Pemerintahan pasangan Wali Kota dan Wakil Walikota Lubuklinggau, H. SN Prana Putra Sohe dan H. Sulaiman Kohar (2013-2018), Lapangan Merdeka dijadikan satu komplek dengan Masjid Agung Assalam, dan belakangan disebut dengan Taman Kurma.

Kembali pada cerita sebelumnya, setelah penjajah Jepang mulai menduduki Lubuklinggau pada tahun 1942, akibat kekalahan Belanda dari Perang Asia Raya, Gedung Meseum Perjuanggan Subkoos Garuda Sriwiya ditempat oleh Bunshu Tyo (Bupati Jepang) bernama Swada yang memimpin Bunsyu Musikami Rawas, sekarang dikenal dengan Kabupaten Musi Rawas.

Kemudian akibat kekalahan Jepang pada perang dunia II dan di proklamirkannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, secara otomatis semua asset Jepang menjadi milik Indonesia, termasuk Gedung Meseum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya yang pada saat ini Bupati pertama Kabupaten Musi Rawas, Raden Ahmad Abusamah.

BACA JUGA:Ikuti Babak Kualifikasi PON, Ini yang Dilakukan Atlet Gateball Sumsel

Kemudian pada tanggal 15 Januari 1988 dikenal dengan nama Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya Lubuklinggau yang diresmkikan oleh Menteri coordinator Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia, H Almasyah Ratu Prawiranegara.

Museum ini digunakan sebagai tempat menyimpan benda-benda sejarah dan data-data peninggalan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, khususnya Sumatera Bagian Selatan pada masa revolusi fisik tahun 1945-1949. 

Nah, Ada pun sejumlah bernilai sejarah dan budaya yang dihibahkan masyarakat di Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya Lubuklkinggau belum lama ini, yaitu Meriam Tua, kitab-kitab lama dan benda pusaka.

1. Meriam Tua

BACA JUGA:Kemarin Robek Al-Quran, Hari Ini Israel Bawa Masuk Anjing ke Masjid

Kepala UPTD Museum Negeri Sumsel H Chandra Amprayadi melalui Kepala Unit Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya, Eva Kumalwati mengungkapkan, benda bersejarah berupa meriam tua merupakan dihibahkan oleh M Taulus Suray Kusuma, warga Dusun IV, Desa Mardi Harjo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Musi Rawas.

"Awalnya Pak Taulus sempat melihat-lihat koleksi di museum, dan terketuk hatinya untuk menghibahkan meriam tua, kami ucapkan terimakasih kepada Pak Taulus, karena dapat menambah koleksi di Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya,” katanya.

Sementara itu Taulus menuturkan, meriam tua itu merupakan benda peninggalan secara turun temurun dari puyangnya (buyut), dan saat itu ditemukannya tersimpan di dekat kendang ayam.  

Meriam itu di dapatkan di daerah asal Taulus di di Desa Kebur, Kecamatan Merapi, Kabupaten Lahat. Kemudian dibawanya ke rumahnya saat ini di Musi Rawas.

BACA JUGA:JANGAN KETINGGALAN! Mulai 1 Juli 2023, Bansos Kemensos Ini Bakal Cair 6 Bulan

“Saya merasa terpanggil menghibahkan meriam tua itu kepada Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya setelah melihat dan mengetahui adanya beberapa warga Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas yang menghibahkan benda bernilai sejarah dan budaya, semoga bisa bermanfaat dan di rawat disini,” katanya. 

2. Benda Pusaka

Benda bernilai budaya selanjutnya yang di hibahkan masyarakat ke Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya adalah sejumlah benda pusaka bernilai sejarah berupa 2 bilah keris, 2 bilah badik dan 1 bilah belati 

Hari Kristian, warga Kota Lubuklinggau yang menghibahkan benda pusaka bernilai budaya mengatakan, ketertarikannya dengan benda bernilai sejarah dan budaya bermula ketika dia mendapatkan warisan pusaka dari kakeknya. Berangkat dari itu dia mulai menjadi kolektor benda-benda bersejarah.

BACA JUGA:Gaji Lionel Messi di Inter Miami Naik 2 Kali Lipat, Tapi Masih Kalah Jauh dari Cristiano Ronaldo

"Ya bisa dikatakan saya kolektor, dan kami ada komunitasnya, sebagian besar benda-benda tersebut saya dapat dengan membelinya, dan saya senang bisa memberikan benda koleksi saya ke Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Kepala UPTD Museum Negeri Sumsel, H Chandra Amprayadi mengucapkan rasa, terimakasih atas kepedulian tiga warga Kota Lubuklinggau yang sudah menghibahkan benda bernilai sejarah dan budaya untuk Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya. 

"Penyerahan hibah ini merupakan salah satu upaya kita dalam rangka memajukan, menyemarakkan dan mengembangkan Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya," katanya.

Dia menuturkan, koleksi utama di museum ini masih sangat minim, hanya berupa mesin lokomotif dan mobil jepp peninggalan AK Gani. Begitu juga koleksi pendukung masih belum banyak jumlahnya untuk penunjang koleksi pajangan di museum Subkoss. 

BACA JUGA:Lulusan Terbaik UIN Raden Fatah di Wisuda ke-85, Rektor Berpesan Alumni Berperan Pengendalian Perubahan Iklim

"Sejak tahun 2017 Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya dibawah Museum Negeri Sumsel. Sejak saat ini sudah banyak kemajuan, tapi perlu adanya penambahan koleksi. Jadi kami harap adanya keikhlasan masyarakat untuk menghibahkan benda perjuangan untuk menambah koleksi di museum," harapnya.

Menurutnya, potensi Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya cukup besar, karena museum ini meliputi sejarah perjuangan wilayah Sumsel, Jambi, Lampung dan Bengkulu. "Harapan kita semakin banyak koleksi benda sejarah, semakin menambah minat masyarakat berkunjung ke Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya," pungkansya. (frs)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: