Honda

Dulunya Bernama Gambar Idoep, Bioskop Tertua di Indonesia Dibangun Tahun 1900, Hanya Untuk Para Bangsawan?

Dulunya Bernama Gambar Idoep, Bioskop Tertua di Indonesia Dibangun Tahun 1900, Hanya Untuk Para Bangsawan?

Ilustrasi Bioskop Tertua di Indonesia dibangun tahun 1900-Net-

PALPRES.COM - Masyarakat Indonesia umumnya sudah tidak asing dengan bioskop.

Bioskop ini biasanya dibangun dengan megah dengan berbagai fasilitas-fasilitas yang canggih.

Tapi berbeda dengan bioskop yang diklaim menjadi yang tertua di Tanah Air.

Pasalnya, dinding pada bioskop tertua di Indonesia ini saja menggunakan bambu, bukan beton yang kita temukan pada bioskop pada umumnya.

BACA JUGA:4 Tipe Warga Ini Bisa Dapat Cuan Rp4.200.000, Cair Agustus 2023, Simak Cara Dapatnya!

Selain menggunakan dinding bambu, atapnya juga bahkan masih menggunakan seng.

Sedangkan layar lebar tertua ini merupakan bioskop pertama yang telag dibangun sejak tahun 1900.

Menariknya, lantaran menggunakan dinding bambu serta atapnya seng, maka bioskop ini bisa dipindah-pindahkan sesuai keinginan.

Kala itu, bioskop tertua ini pertama kali ditanyangkan di Lapangan Gambir.

BACA JUGA:Ini 5 Kampus yang memiliki Progam Studi Psikologi Terbaik di Indonesia, Bisa Jadi Rujukanmu

Perlu diketahui, pda masa kolonial Belanda, bioskop masa itu masih disebut dengan Gambar Idoep.

Bioskop tertua di Indonesia tersebut dulunya diusahakan oleh orang Belanda bernama Talbot.

Sedangkan film pada bioskop tertua yang dipertontonkan pada zaman itu seperti Fantomas, Tom Mix, Charlie Chaplin, Arsene Lupin dan lain sebagainya.

Walaupun menjadi bioskop tertua yang belum dilengkapi dengan peralatan modern, maka film yang ditayangkan juga merupakan bioskop bisu.

BACA JUGA:Yuk Kenalan dengan Salah Satu Suku Terbesar di Indonesia, Bahasanya Jadi Pengantar Antar Bangsa

Namun demikian tetap sempat diramaikan pula dengan musik-musik orkes.

Ironisnya, bagi orang-orang yang ingin menonton bioskop pada masa itu, sangatlah terbatas hanya untuk kalangan orang-orang atas.

Sebab harga yang ditetapkan untuk menonton bioskop kala itu tergolong mahal, sehingga yang biasa menonton adalah pemimpin perusahaan-perusahaan besar Belanda, para tuan toko, pegawai serta golongan orang-orang yang memiliki uang. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: