Honda

Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia Tetap Terjaga

Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia Tetap Terjaga

Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia Tetap Terjaga--

JAKARTA, PALPRES.COM- Pada triwulan II 2023, defisit transaksi berjalan tercatat rendah, meskipun saat bersamaan harga komoditas menurun dan ekonomi global melambat serta permintaan domestik meningkat. 

Sementara itu, defisit transaksi modal dan finansial terkendali di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. 

Perkembangan terkini triwulan III 2023 menunjukkan neraca perdagangan kembali surplus pada Juli 2023 sebesar 1,3 miliar dolar AS. 

Aliran modal asing ke pasar keuangan domestik berlanjut dengan investasi portofolio hingga 22 Agustus 2023 (qtd) tercatat net inflows sebesar 0,2 miliar dolar AS. 

BACA JUGA:Inflasi Terkendali, Bank Indonesia Pertahankan B17DRR Sebesar 5,75 Persen

Posisi cadangan devisa akhir Juli tercatat tetap tinggi sebesar 137,7 miliar dolar AS, atau setara pembiayaan 6,2 bulan impor atau pembiayaan 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

Ke depan, NPI pada 2023 diprakirakan tetap baik dengan transaksi berjalan terjaga dalam kisaran surplus 0,4% sampai dengan defisit 0,4% dari PDB. 

Neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan juga terjaga, ditopang oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan investasi portofolio, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional.

Nilai tukar Rupiah tetap terjaga sejalan dengan kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia.

BACA JUGA:Bank Indonesia Dorong UMKM Fashion Go Ekspor 

Peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global menyebabkan nilai tukar Rupiah pada Agustus 2023 (sampai dengan 23 Agustus 2023) secara point-to-point melemah sebesar 1,41% dibandingkan dengan akhir Juli 2023. 

Secara year-to-date, nilai tukar Rupiah menguat 1,78% dari level akhir Desember 2022, lebih baik dibandingkan dengan nilai tukar mata uang berkembang lainnya seperti Rupee India yang mengalami apresiasi sebesar 0,07%, serta Baht Thailand dan Peso Filipina yang masing-masing mengalami depresiasi sebesar 1,31% dan 1,77%. 

Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan stabilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian Indonesia, inflasi yang rendah, dan imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik. 

Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar valas, efektivitas implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) SDA sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023, serta penerbitan instrumen operasi moneter (OM) yang pro-market untuk mendukung pendalaman pasar uang dan mendorong masuknya aliran portofolio asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: