Citraland
Honda

Bank Sumsel Babel Perkuat Layanan Digital untuk Penetrasi Pasar yang Lebih Luas

Bank Sumsel Babel Perkuat Layanan Digital untuk Penetrasi Pasar yang Lebih Luas

Direktur Utama Bank Sumsel Babel, Achmad Syamsudin foto bersama para pemenang kategori Foto Anugerah Jurnalistik Bank Sumsel Babel 2023-Alhadi Farid-

BATAM,PALPRES.COM- Bank Sumsel Babel (BSB) telah menetapkan komitmen kuat untuk menjadi bank yang berkinerja unggul melalui penguatan layanan digital, dengan tujuan memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan jumlah nasabah. 

Sebagai bank daerah yang berfokus pada pelayanan di Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung, BSB terus mengonsolidasikan perseroan dalam melayani masyarakat dengan segenap keunggulannya.

Direktur Utama Bank Sumsel Babel, Achmad Syamsudin, mengungkapkan bahwa tantangan perbankan saat ini tidak hanya berasal dari isu ekonomi nasional, melainkan juga isu-isu global yang berdampak signifikan. 

Perkembangan ekonomi global yang pada awalnya menunjukkan tanda-tanda positif, namun melemahnya ekonomi Tiongkok yang tidak sesuai prediksi telah memicu dampak serius pada perekonomian global.

BACA JUGA:Bank Sumsel Babel Raih Golden Thropy Excellence Performance oleh Infobank

Di tengah kondisi ini, perekonomian dalam negeri juga dihadapkan pada dinamika tahun politik. 

Namun, Syamsudin meyakini bahwa kondisi politik saat ini masih kondusif karena kedewasaan demokrasi di Indonesia telah teruji.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, industri perbankan juga dihadapkan pada pertumbuhan fintech atau pinjaman online yang semakin meluas. 

Hal ini memudahkan masyarakat dalam mencari sumber pembiayaan selain perbankan tradisional.

BACA JUGA:Bank Sumsel Babel cabang Lubuklinggau Konsisten Kenalkan Literasi dan Edukasi Dunia Perbankan kepada Pelajar

Oleh sebab itu, Bank Sumsel Babel melakukan program transformasi.

“Pertama, mengubah proses bisnis yang tadinya belum jelas menjadi jelas. Menjadi berbasis ekosistem bagaimana nasabah kita, UMKM kita bisa berorganisasi,”ungkap Syamsudin.

Transformasi ini menciptakan ekosistem bisnis di mana UMKM yang sebelumnya beroperasi sendiri kini terorganisir dalam kelompok-kelompok seperti asosiasi pempek, bakso, dan jamu. 

Pembiayaan diberikan dalam bentuk klaster dengan total hingga Rp 20 miliar per klaster.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: