RDPS
Honda

Islam Dulu Ternyata Pernah Menjadi Mayoritas di Filipina, Ini Beberapa Bukti Peninggalannya

Islam Dulu Ternyata Pernah Menjadi Mayoritas di Filipina, Ini Beberapa Bukti Peninggalannya

Benteng Kota Selatan juga dikenal sebagai Fort Pikit atau Benteng Pikit, salah satu peninggalan sejarah yang signifikan dari masa Islam di Filipina.-cotabatoprov.gov.ph-

PALEMBANG, PALPRES.COM - Sejarah Islam di Filipina dimulai pada abad ke-13, dengan kedatangan para pedagang Muslim dari Arab India dan Tiongkok ke wilayah tersebut. 

Mereka membawa agama Islam, dan mulai mengislamkan sebagian penduduk setempat terutama di wilayah Mindanao dan Sulu.

Pada awalnya Islam berkembang secara damai di Filipina, di mana para pedagang Muslim berperan dalam perdagangan dan penyebaran agama di wilayah-wilayah tersebut. 

Mereka menjalin hubungan dagang dengan penduduk pribumi, dan mendirikan kota-kota perdagangan yang menjadi pusat kegiatan Islam.

BACA JUGA:3 Provinsi dengan Pemeluk Kristen Terbesar di Indonesia, Apakah Sumsel Termasuk?

Komunitas Muslim di Filipina dikenal sebagai Moro, yang merupakan peninggalan dari istilah "Moro" yang digunakan oleh bangsa Spanyol untuk menggambarkan penduduk Muslim di wilayah itu.

Namun pada abad ke-16 penjajahan Spanyol di Filipina mengancam perkembangan Islam. 

Spanyol yang ingin menguasai seluruh wilayah Filipina, berusaha secara agresif untuk mengkonversi penduduk setempat ke agama Katolik. 

Gencatan senjata dan perjanjian tertulis antara bangsa Moro dan Spanyol sering kali dilanggar, memicu konflik yang berkepanjangan antara kedua belah pihak.

BACA JUGA:5 BLT Ini Bakal Dicairkan Mulai September, Sasar Hampir 30 Juta Penerima

Selama era penjajahan Amerika Serikat di awal abad ke-20, kehadiran mereka juga mempengaruhi sejarah Islam di Filipina. 

Amerika Serikat dalam upayanya untuk membawa mandat sipil dan modernisasi ke wilayah tersebut, mencoba memperkenalkan agama Katolik. 

Meskipun demikian, komunitas Muslim tetap mempertahankan agama dan budaya mereka.

Sejarah modern Islam di Filipina, juga ditandai oleh gerakan separatis yang bertujuan untuk mendapatkan otonomi atau kemerdekaan bagi wilayah-wilayah Muslim terkonsentrasi di Mindanao dan Sulu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: