Honda

Kisah Abu Bakar Ar-Razi, Ilmuwan Muslim Penemu Penyakit Cacar dan Asma

Kisah Abu Bakar Ar-Razi, Ilmuwan Muslim Penemu Penyakit Cacar dan Asma

Ilustrasi Abu Bakar Ar-Rizi-ebookanak.com-

JAKARTA, PALPRES.COM - Abu Bakar ar-Razi alias Rhazes, mempunyai nama lengkap Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi.

Ia kelahiran Kota Ray (dekat Teheran, Iran) pada 863 Masehi atau 251 Hijriyah.  ar-Razi merupakan ilmuwan Iran yang hidup di  863–925 Masehi. 

Abu Bakar ar-Razi merupakan penemu penyakit cacar dan penemu penyakit alergi asma. 

Di sebuah jurnal yakni Jurnal Abu Bakr al-Razi di Antara Agama dan Sains (2021) buah karya Istianah dan Lutfi Rahmatullah, dijelaskan bahwa ar-Razi memiliki kepribadian yang jenius, zuhud, dan lemah lembut terhadap orang sakit serta fakir miskin. 

BACA JUGA:Alhamdulillah! BLT Rp1.200.000 Cair Mulai Minggu Ini Bagi 10 Juta Pemilik KK

Di usia muda, ar-Razi pernah menjadi tukang intan, penukar uang, sampai pemain kecapi. 

Akan tetapi, ar-Razi meninggalkan dunia musik tersebut, dan ia memperdalam pengetahuan tentang ilmu kimia. 

Namun ketika umurnya genap 40 tahun, ia meninggalkan dunia kimia. 

Website Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta menjelaskan, bahwa ar-Razi meninggalkan kimia, karena matanya terkena penyakit akibat eksperimen kimia yang dilakukannya. 

BACA JUGA:Hampir Terlupakan, Kisah Kelam Kepulauan Banda, Terlihat Jelas Dalam Film Dokumenter Ini

Kondisi tersebut membuat ar-Razi mencari dokter dan obat-obatan bagi matanya. 

Kemudian ia mempelajari ilmu kedokteran dan obat-obatan. 

Dari kajian ilmu kedokteran yang dilakukan, al-Razi menemukan penyakit cacar dan juga campak.

Perbedaan infeksi dari kedua penyakit itu, dasar-dasar pengobatannya. 

BACA JUGA:Semakin Kekar dan Gagah, Inilah Wajah Baru New Honda Vario 125 2024

Termasuk juga penyebab terjadinya infeksi. 

Ar-Razi juga menjadi orang pertama yang menyadari pentingnya sanitasi bagi pengidap cacar. 

Pengetahuannya mengenai cacar dan campak diperoleh dari pengamatannya secara klinis di rumah sakit. 

Selain itu, ia pernah menjadi Kepala Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad, saat Abu Muhammad Ali bin al-Mu'tadhid al-Muktafi berkuasa pada Kekhalifahan Abbasiyah. 

BACA JUGA:New Yamaha Aerox 155 2024 Bikin Panik! Akhir 2023 Masuk Pasaran Indonesia

Ia juga berhasil membuahkan sebuah karya bidang kedokteran, salah satunya yang paling terkenal yang bertajuk Al-Hawi yang merupakan ensiklopedia sebanyak 20 jilid. 

Karyanya tersebut berisikan  ilmu-ilmu kedokteran Yunani dan Arab yang diterjemahkan dalam bahasa Latin pada 1279 Masehi. 

Sejak saat itu, Al-Hawi banyak digunakan sebagai rujukan universitas-universitas di Eropa mulai abad ke-17 Masehi.

Selama hidup tersebut, ar-Razi telah menghasilkan banyak karya dalam bidang kimia, filsafat, hingga kesehatan. Ia wafat pada 925 Masehi/313 Hijriyah. 

BACA JUGA:Kue Hijau Khas Palembang Ini Unik, Mirip Wadah Menumbuk Padi, Rasa Manisnya Menggoda!

Dari masa hidup tersebut ini benar-benar telah menyumbangkan  karya-karyanya untuk dunia kedokteran.

Sehingga bermanfaat bagi dokter yang menangani penyakit cacar, campak maupun asma. 

Hal itu juga bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan. 

Itulah sebenarnya esensial dari dari seorang ilmuwan, dengan ilmu yang dimiliki, ia abdikan untuk kepentingan orang lain dan dunia ilmu pengetahuan. 

BACA JUGA:Baby Blues Syndrome Mengganggu Pasca Melahirkan? Begini Cara Mengatasinya

Apa yang dilakukan Abu Bakar ar-Razi juga menjadi pelajaran bagi kita umat Islam, untuk memberikan manfaatkan ilmu pengetahuan yang kita miliki untuk orang lain. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: