Honda

Tekan Dampak Mikroplastik di Laut, Badak LNG Ciptakan “Kapsurula" di Menara Marina

Tekan Dampak Mikroplastik di Laut, Badak LNG Ciptakan “Kapsurula

Kampung Tihi-Tihi, Kelurahan Bontang Lestari.-Istimewa-

BONTANG,PALPRES.COM- PT Badak LNG, anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream Pertamina dalam menjalankan bisnisnya selain berfokus untuk menjaga keandalan kilang dan keamanan operasional, juga memperhatikan kelestarian lingkungan dan pengembangan masyarakat dengan menciptakan inovasi sosial. 

Tahun ini, melalui progam CSR Menara Marina (Menuju Nelayan Ramah Lingkungan, Mandiri, dan Sejahtera) Badak LNG berinisiatif menjawab kebutuhan pelampung rumput laut yang ramah lingkungan sekaligus berfungsi sebagai alat bantu navigasi di perairan sekitar Kampung Tihi-Tihi, Kelurahan Bontang Lestari.

Seluruh penduduk di Kampung Tihi-Tihi memiliki mata pencarian sebagai nelayan dan 70 persen diantaranya juga berprofesi sebagai petani rumput laut. 

Dalam aktivitasnya, mereka menggunakan botol plastik sebagai pelampung untuk budidaya rumput laut. Jumlahnya cukup fantastis yakni sekitar 500-1000 botol plastik yang digunakan setiap 3-6 bulan.

BACA JUGA:Dukung Pengelolaan Bidang Geologi, PHE Raih Apresiasi Dari Badan Geologi Kementerian ESDM

BACA JUGA:PHE Raih Top 9 Best Innovator Team di Ajang SDG Innovation Accelerator For Young Professionals Award

“Jumlah botol plastik yang kami gunakan untuk pelampung rumput laut kadang bisa mencapai 500, bahkan 1000 botol. 

Kemudian botol tersebut diganti dengan yang baru setiap 5-6 bulan. 

Bahkan bila rusak, dalam 1 bulan pun perlu diganti”, ujar Muslimin, Ketua RT 17 Kampung Tihi-Tihi.

Salah satu penyebab pelampung botol plastik perlu diganti setiap 3-6 bulan karena tidak tahan lama di perairan laut. 

Bahkan dapat menjadi rapuh dan hancur akibat cuaca panas ekstrem. Hal ini tentunya tidak ramah lingkungan karena dapat menimbulkan mikroplastik. 

BACA JUGA:Komitmen Menjaga Keberlanjutan Energi Nasional, Trik ini yang Dilakukan Pertamina Hulu Energi

BACA JUGA:Pertamina Hulu Energi Ciptakan Zero Emmision di Indonesia Bersama Kepala Daerah

Selain itu, botol plastik transparan juga rentan terkena baling-baling kapal karena tidak terlihat dengan jelas oleh kapal-kapal yang melintas. Sehingga dapat menimbulkan konflik sosial. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: