Honda

Filosofi Buah Manggis, Inilah Alasan Palembang Identik dengan Warna Merah

Filosofi Buah Manggis, Inilah Alasan Palembang Identik dengan Warna Merah

Filosofi Buah Manggis, Inilah Alasan Palembang Identik dengan Warna Merah--instagram.com/ @andrearrasuli

PALEMBANG, PALPRES.COM- Filosofi Buah Manggis, Inilah Alasan PALEMBANG Identik dengan Warna Merah.

Mengapa jembatan Ampera berwarna merah?, Lalu Songket Palembang berwarna merah? Pakaian adat Palembang berwarna merah?

Pernakah terbesit di pikiranmu, kenapa sih Palembang identik dengan warna merah?

Ternyata warna merah ini bukanlah sekedar warna identitas belaka. Tetapi memiliki sejarah dan filosofi tersendiri yang mendalam.

BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat Keunikan Pempek Kapal Selam Khas Palembang, Ternyata Ini Sejarah dan Asal Usulnya!

Seperti yang kita ketahui, warna merah melambangkan keberanian dan semangat, akan tetapi lain halnya dengan warna merah pada Palembang "Bumi Sriwijaya"

Mari kita telusuri mengapa Palembang identik dengan warna merah berikut ini.

Dilansir dari berbagai sumber, warna merah ini berfilosofi dari warna buah manggis yang dikembangkan maknanya oleh Kesultanan Palembang.

Buah manggis melambangkan kejujuran.

BACA JUGA:Pikir-Pikir dulu Tinggal Disini! 5 Daerah ini Biaya Hidupnya Termahal di Sumatera Selatan

Seperti yang kita ketahui, jumlah kelopak dibawah kulit manggis sama dengan isi daging buahnya. 

Hal itu sebagai makan kejujuran dan pentingnya akhlak pada masa itu.

Kulit manggis berwarna gelap, tapi isinya berwarna putih dan rasanya manis.

Hal ini juga diyakini kalau rumah seseorang dicat dengan warna merah, maka penghuninya memiliki hati yang serupa dengan buah manggis.

BACA JUGA:Rasanya Enak Bikin Auto Kalap! Ini 5 Rumah Makan Paling Legendaris dan Favorit di Padang

Daun dan kelopak buah manggis berwarna hijau, juga mengandung makna tersendiri lho!

Warna hijau yang melambangkan kedamaian, menjadi identitas bagi masyarakat pada zaman Kesultanan Palembang yang memeluk agama Islam.

Di lain sisi, warna merah juga cocok dipadu padankan dengan warna kuning emas, seperti yang sering kita temui di motif songket, arsitektur bangunan, dll.

Warna kuning emas ini melambangkan kemakmuran dan kemegahan, maka dari itulah ada julukan "Palembang Emas" untuk ibukota Sumatera Selatan ini.

BACA JUGA:Sering Kecele Saat Beli! Ini 5 Cara Memilih Buah Alpukat yang Matang, Pernah Coba?

Palembang juga terkenal akan populasi keturunan Tionghoa yang bermukim sejak lama di sekitarnya.

Akan tetapi warna merah ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan eksistensi adanya ras dan budaya Tionghoa.

Sejarah Kain Songket

Kota Pempek begitulah sebutan untuk salah satu kota tertua di Indonesia, Palembang.

Selain pempek, ternyata ada ‘Kain Songket’ yaitu lembar kain yang sangat sarat akan nilai sejarah budaya Sumatera Selatan.

BACA JUGA:Shin Tae-yong Bocorkan Calon Pemain Naturalisasi Setelah Jay Idzes, Dia Adalah?

Kain ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam.

Memiliki filosofi yang hampir sama dengan songket Minang, kain ini ditenun menggunakan benang emas dan hanya boleh dipakai oleh orang tertentu saja, yaitu anggota keluarga Kerajaan Sriwijaya.

Bukan hanya menjadi penutup bagian tubuh tetapi juga memiliki makna kemakmuran, kejayaan, dan keberanian.

Pada zaman dahulu songket Palembang lebih sering hanya boleh digunakan untuk acara resmi saja. 

BACA JUGA:Jadwal Pencairan Sudah Keluar, Bansos PKH dan BPNT Tahap 5 Cair di Bulan Oktober untuk KPM dengan Kriteria Ini

Berbeda jauh dengan situasi dewasa ini, dimana mulai dipakai oleh semua kalangan masyarakat dan untuk menghadiri acara non formal. 

‘Suk-kit’ atau singkatan dari kata tusuk dan cukit diambil dari bahasa Melayu yang artinya, mengait atau menyelipkan benang per benang dalam pembuatannya.

Kemudian berubah menjadi ‘Sulit’, yang akhirnya disepakati namanya menjadi ‘Songket’. 

Dilansir dari berbagai sumber, konon katanya kain antik ini bermula dari pedagang Cina yang membawa sutera, pedagang India dan Timur Tengah yang membawa emas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: