Honda

100 Km dari Denpasar, Kampung Unik di Bali, Penduduknya Bisu Tuli, Akibat Kutukan?

100 Km dari Denpasar, Kampung Unik di Bali, Penduduknya Bisu Tuli, Akibat Kutukan?

Ilustrasi kampung unik di Bali.-Pixabay.com/keulefm-

PALEMBANG, PALPRES.COM – Tidak hanya menawarkan keindahan alam dan budayanya, Bali juga ternyata memiliki banyak keunikan yang akan membuat para wisatawan terus berdatangan.

Salah satu tempat yang unik di Bali adalah Desa Bengkala, yang terletak di Kabupaten Buleleng.

Desa ini dikatakan unik, karena penduduknya memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki desa lain di dunia. 

Desa ini berjarak 41 km dari Buleleng. 

BACA JUGA:Kampung Unik di Yogyakarta, Warga Dilarang Buat Sumur, Mengapa?

Kurang lebih memakan waktu tempuh 80 menit menggunakan kendaraan. 

Sementara jika dari Denpasar, waktunya akan lebih lama karena berjarak 100 Km.

Untuk informasi, Desa Bengkala ini berada sekitar 15,6 Km jika dari pusat Kota Singaraja.

Lokasinya ada di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali Utara.

BACA JUGA:Kampung Unik di Jawa Barat, Warganya Berusia Seabad Lebih, Ternyata Sering Makan Ikan Ini

Sekilas tampak seperti desa pada umumnya. 

Namun, jika sudah bertemu dengan penduduk desanya dan berkomunikasi dengan mereka, keunikan itu akan terlihat. 

Kampung ini dihuni sekitar 3.000 jiwa. 

Mayoritas penduduk di Desa Bengkala harus menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi. 

BACA JUGA:Kampung Duriannya Indonesia! Ini Dia, 4 Daerah Penghasil Durian Terbesar di Indonesia

Bahasa tubuh atau bahasa isyarat mesti digunakan lantaran sebagian besar penduduk desa ini merupakan tuna rungu wicara atau tuli dan bisu.

Bahkan saking banyaknya warga yang berada dalam kondisi tuli dan bisu, Desa Bengkala sampai dijuluki sebagai Desa Kolok. 

Dalam Bahasa Bali, Kolok berarti tuli dan bisu.

Tentunya timbul pertanyaan mengapa sebagian besar penduduk Desa Kolok bisu dan tuli. 

BACA JUGA:Kampung Unik di Yogyakarta: Warga Dilarang Bikin Pagar, Rupanya Ini Alasannya

Dikutip dari laman rri.co.id, terdapat mitos bahwa banyaknya penyandang tunarungu dan tunawicara di Desa Bengkala karena kutukan dari Sri Maharaja Jayapangus.

Ia adalah Raja Bali dari Dinasti Warmadewa yang memerintah pada 1178-1181 M.

Dari Prasasti Bengkala yang belum diketahui angka pastinya disebutkan, masyarakat Desa Bengkala melakukan aksi mogok bicara dan mogok kerja sebagai perlawanan atas para petugas memungut pajak karena dianggap sewenang-wenang.

Aksi warga desa itu membuat kerajaan marah. 

Sampai akhirnya Sang Raja mengutuk Desa Bengkala. 

Warganya akan mengalami bisu hingga 1.000 tahun.

Tentunya ini hanyalah mitos. 

Penelitian ilmiah pernah dilakukan oleh seorang peneliti dari Universitas Achipelago, John Hinan. 

Ia mengambil sampel darah 200 warga Desa Bengkala pada 1993.

Hasilnya, diketahui kondisi tunarungu para warga desa itu karena genetik dan keturunan, dengan perincian 24 perempuan dan 20 laki-laki.

Penelitian lainnya juga menyebut, ditemukan adanya gen Resesif DFNB3 yang membuat 1 dari 30 bayi mengalami kondisi bisu dan tuli.

Warga setempat percaya kondisi mereka yang bisu tuli akibat dari kutukan masa lalu. 

Meski demikian, warga Kolok di Desa Bengkala tetap diterima dan tidak dikucilkan.

Bahkan di Desa Bengkala berdiri Sekolah Luar Biasa yang khusus mengajarkan bahasa isyarat yang digunakan di desa tersebut. 

Desa Bangkala memiliki tanggal bersejarah pada setiap 22 Juli untuk memperingati sebagai hari jadi Desa Bengkala setiap tahunnya. * 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: