Honda

Mengenal Lebih Dekat Tradisi Sedekah Rame dan Batik Durian di Lubuklinggau, yuk Disimak Ulasannya

Mengenal Lebih Dekat Tradisi Sedekah Rame dan Batik Durian di Lubuklinggau, yuk Disimak Ulasannya

Mengenal lebih dekat sedekah rame dan batik durian di Kota Lubuklinggau--

BACA JUGA:Buruan Amalkan Segera! Ini Doa Ketika Sakit dan Menjenguk Orang Sakit Agar Cepat Sembuh Sesuai Sunnah Nabi

Budaya adalah hati dan pikiran para warganya,  adalah proses sejarah yang didokumentasikan dalam pola pikir dan hidup para warganya.

Hingga Batik Durian muncul diusia kota 12 tahun, dari selembar kain batik, si pemilik kain dapat menyaksikan suguhan adat dan budaya kota Lubuk Linggau. 

Filosofi batik durian adalah filosofi  kota transit dan perjumpaan para pelaku pasar dan petani hasil bumi dari berbagai kota dan kabupaten sekitarnya.

Buah durian, sang Raja buah, yang akan ditoleh baik oleh yang suka maupun tak suka. Setiap orang mampu mengenalinya meski hanya dari harum dan imajinasinya. Itulah makna dan filosofi Batik durian kota Lubuk Linggau.

BACA JUGA:Segera Persiapkan Rekening Anda, Dana Bantuan Hingga Rp2.400.000 Cair Hari Ini

Batik Durian  juga ternyata mampu menjadi salah satu objek wisata yang memikat, tangan perempuan yang atraktif dalam menuangkan malam ke lembaran kain yang telah berpola ragam motif buah durian, jadi salah satu nilai jual atraksi wisata dan juga cendera mata dari kota ini.

"Tak ke Lubuk Linggau bila belum membeli Batik Durian", jargon yang pantas digaungkan sebagai wujud eksistensi budaya lokal non bendawi yang terus dikuatkan.

Ada beberapa sentra batik durian yang terus tumbuh, @batik.gelitik di Jalan Waringin Lintas Puncak Kemuning dibawah pimpinan Endang Puspitasari, @batikmadani di Marga Mulya binaan Bapak Yudi Timur, @Batik Cereme, @Batik Perumnas Rahma dan lainnya, semuanya mengusung tema unik yang menarik, sebagaimana kita melihat seksinya si raja buah. 

Batik durian lahir dari seorang "local genius" Ibu Hj.Yetti Oktarina Prana, yang mampu melihat peluang sekaligus kecintaannya pada wastra nasional Indonesia.

BACA JUGA:Dari Masjid Hingga Vihara, Ini 5 Rekomendasi Wisata Religi Terpopuler di Lampung

Keprihatinan dan juga optimisme Beliau yang saat itu memiliki  amanah sebagai Ketua Dekranasda Kota Lubuk Linggau, di tahun 2013 melahirkan  lembaran Batik Durian pertama bertajuk Durian Belah, proses kelahiran yang melalui diskusi, telaah dan kajian budaya leluhur bersama para budayawan kota Lubuk Linggau saat itu.

Wisata budaya inilah yang menjadi andalan utama Kota Lubuk Linggau. Dikelola dengan baik hingga mampu bangkitkan ekonomi masyarakatnya. Kota Lubuk Linggau yang berhasil membuka lapangan kerja baru serta mengubah pola pikir dan paradigma masyarakat untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: