Citraland
Honda

Di Tengah Era Gadget, Permainan Gasing Tetap Memikat Hati Generasi di Musi Banyuasin, Begini Cara Buatnya

Di Tengah Era Gadget, Permainan Gasing Tetap Memikat Hati Generasi di Musi Banyuasin, Begini Cara Buatnya

Di Tengah Era Gadget, Permainan Gasing Tetap Memikat Hati Generasi di Musi Banyuasin, Begini Cara Buatnya--YT/ TV Tempo

Mengutip dari laman website Giwang Sumsel, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Iskandar Syahriyanto MH, yang diwaliki oleh Kepala Bidang Kebudayaan, Henri S.Pd. M.Si mengatakan, Gasing adalah bagian tak terpisahkan dari warisan tradisional Musi Banyuasin yang terus dilestarikan.

"Sesuai dengan Undang-undang No.5 Tahun 2017 tentang Objek Kemajuan Kebudayaannya. Ini salah satu dari 10 objek kebudayaan yang perlu kita jaga dan lestarikan," jelasnya.

BACA JUGA:Museum Perjuangan Subkoss Lubuklinggau Gelar Lomba Permainan Tradisional, yuk Lihat Keseruannya

BACA JUGA:Pecinta Kuliner Tradisional Indonesia Merapat! Ini Resep Bikin Kue Lupis yang Manis dan Enak Banget

Salah seorang pembuat gasing berpengalaman Sukri, yang kerap disapa Jon, menjelaskan proses pembuatan gasing dengan menggunakan kayu.

Proses pembuatan gasing bisa memakan waktu 1-2 hari untuk menghasilkan gasing dengan putaran yang seimbang dan kualitas yang bagus.

"Proses pembuatannya memerlukan ketelatenan dan keahlian khusus. Mulai dari pemilihan kayu yang tepat hingga pembentukan gasing yang seimbang. Adapun kayu yang sering kami gunakan, seperti kayu marapuyan, kayu leban, atau kayu kemoneng, haruslah jenis kayu keras. Kami memperolehnya dari hutan, kemudian dipotong dan dibentuk sesuai keinginan," jelasnya.

Jon juga menjelaskan mengenai proses membuat tali pemutar gasing, yang menggunakan kulit kayu Terap/abok.

BACA JUGA:6 Kue Tradisional Indonesia yang Dibungkus dengan Daun Pisang, Aromanya Khas Menggugah Selera

Setelah diolah dengan cara khusus, kulit kayu ini dijadikan tali yang melilit badan gasing untuk memastikan putaran yang sempurna.

"Tali pemutar gasing kami buat menggunakan kulit kayu Terap/abok. Setelah dipukul-pukul hingga lentur, kulit kayu tersebut diolah seperti gelang taga. Kami memastikan ujung tali mengecil dan direndam air agar memudahkan saat tali melilit badan gasing," tambahnya.

Sementara itu, Adi, seorang pemuda berusia 12 tahun yang sering bermain gasing menyebutkan gasing bukan hanya mainan, tapi juga mengajarkan nilai-nilai tradisional dan kebersamaan.

"Saya belajar bermain gasing dari ayah saya yang juga gemar bermain dulu. Caranya cukup sederhana, menggunakan tali dari kulit kayu abuk yang dililitkan pada gasing,

BACA JUGA:Mengintip Sejumlah Manfaat Bunga Telang untuk Perawatan Kulit, Jadi Rahasia Kecantikan Tradisional!

kemudian dilemparkan dengan memutar gasing agar berputar cepat di permukaan lantai yang datar," akunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: